![]() |
Putin sebut konflik Ukraina sebagai perang proksi Barat terhadap Rusia dan peringatkan eskalasi sebagai ancaman eksistensial. (GAVRIIL GRIGOROV/Pool/AFP) |
Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan bahwa negaranya saat ini menghadapi konflik besar dengan negara-negara Barat, yang ia sebut sebagai “perang eksistensial.” Pernyataan tersebut disampaikan dalam sebuah film dokumenter bertajuk "Russia. Kremlin. Putin. 25 Years", yang ditayangkan oleh saluran Rossiya-1 pada Minggu (4/5).
Dokumenter ini dirilis bertepatan dengan peringatan 25 tahun Putin menjabat sebagai presiden Rusia, sejak pelantikannya pada 7 Mei 2000.
Dalam wawancara bersama jurnalis Pavel Zarubin, Putin membahas berbagai isu strategis, termasuk ketegangan antara Rusia dan Ukraina serta dinamika yang lebih luas dengan negara-negara Barat.
Menurutnya, sejak awal 2000-an, pihak Barat telah menunjukkan sikap yang tidak konsisten terhadap Rusia—menyatakan satu hal, namun bertindak sebaliknya.
“Rusia kini menghadapi dunia Barat kolektif secara langsung, dan ini memerlukan kesadaran penuh atas kemungkinan eskalasi di masa depan,” ujar Putin.
Ia menuding negara-negara Barat telah lama meremehkan kepentingan nasional Rusia, serta mengabaikan peringatan yang berulang dari Moskow.
Pilihan Editor:
Putin juga menyebut bahwa usai runtuhnya Uni Soviet, banyak kekuatan asing percaya bahwa Rusia sebagai entitas tersisa harus dilemahkan bahkan dipecah menjadi beberapa bagian.
“Sebagai kepala negara, saya memikul tanggung jawab untuk mencegah skenario semacam itu,” tegasnya.
Moskow selama ini menilai bahwa konflik di Ukraina bukan semata-mata konflik regional, melainkan bagian dari strategi Barat untuk melemahkan Rusia melalui apa yang mereka sebut “perang proksi,” dengan Ukraina berada di garis depan sebagai pihak yang dikorbankan.
Putin menyebut bahwa konflik ini telah berubah menjadi pertarungan eksistensial antara Rusia dan blok Barat. Hal itu, menurutnya, kini mulai diakui secara terbuka oleh sejumlah tokoh politik Barat.
Ia merujuk pada pernyataan Senator AS Marco Rubio pada bulan Maret, yang menyebut bahwa konflik saat ini pada dasarnya adalah perang proksi antara dua kekuatan nuklir—Amerika Serikat dan Rusia—dengan dukungan penuh AS terhadap Ukraina sebagai bentuk konfrontasi tidak langsung.
0Komentar