Putusan Pengadilan Banding Federal AS pada 10 Juni 2025 mengizinkan tarif global Presiden Trump tetap berlaku sementara, sambil menunggu sidang en banc pada Juli. (Foto: CNN)

Pengadilan Banding Federal Amerika Serikat (United States Court of Appeals for the Federal Circuit) mengeluarkan putusan penting yang memperpanjang keberlakuan tarif global Presiden Donald Trump, setidaknya untuk sementara. Keputusan ini menangguhkan putusan pengadilan tingkat bawah dari Pengadilan Perdagangan Internasional AS yang memblokir kebijakan tarif tersebut, memberikan kemenangan sementara bagi pemerintahan Trump dalam salah satu pilar utama kebijakan ekonominya. 

Dengan sidang en banc dijadwalkan pada 31 Juli 2025, kasus ini menyoroti ketegangan antara kewenangan presiden dalam diplomasi perdagangan dan dampak ekonomi pada pelaku usaha kecil serta konsumen.

Kebijakan tarif global Trump, yang diumumkan melalui perintah eksekutif pada 2 April 2025, mencakup tarif 10% secara global serta tarif “Hari Pembebasan” sebesar 50% untuk barang dari Uni Eropa, dengan langkah-langkah tambahan yang menargetkan China, Kanada, dan Meksiko terkait perdagangan fentanil. 

Tarif ini didasarkan pada Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional tahun 1977, yang diklaim Trump memberikan wewenang untuk mengatasi “krisis” defisit perdagangan dan perdagangan narkoba.

Namun, pada 28 Mei 2025, Pengadilan Perdagangan Internasional AS memutuskan bahwa Trump telah menyalahgunakan undang-undang tersebut, menyatakan bahwa kewenangan presiden untuk memberlakukan tarif tidaklah tak terbatas. 

Panel hakim, yang terdiri dari hakim yang ditunjuk oleh presiden dari berbagai era, menolak klaim Trump tentang adanya krisis perdagangan, dengan alasan bahwa argumen pemerintah tentang tarif sebagai alat negosiasi justru melemahkan posisi mereka sendiri.

Pengadilan Banding Federal, dalam putusan yang dikeluarkan pada 10 Juni 2025, mengabulkan permohonan pemerintah untuk menangguhkan keputusan pengadilan tingkat bawah. 

Keputusan ini memungkinkan tarif tetap berlaku selama proses banding berlangsung. Pengadilan, yang terdiri dari hakim seperti Chief Judge Moore, Lourie, Dyk, dan lainnya, tidak memberikan alasan terperinci untuk keputusan ini, hanya menyatakan bahwa pemerintah telah memenuhi syarat untuk membenarkan penangguhan. 

Tidak ada dissenting opinion dari para hakim, menunjukkan konsensus dalam tahap awal ini. Sidang en banc, yang dianggap melibatkan “masalah yang sangat penting,” dijadwalkan pada 31 Juli 2025 di Courtroom 201. 

Pengadilan juga mempercepat proses hukum dengan meminta para pihak untuk mengajukan jadwal pengajuan berkas dalam dua hari kerja, mencerminkan urgensi kasus ini.

Pemerintah AS, melalui Departemen Kehakiman, berargumen bahwa tarif ini krusial untuk menjaga posisi AS dalam negosiasi perdagangan internasional. Mereka menegaskan bahwa memblokir tarif akan melemahkan diplomasi AS dan kewenangan presiden dalam urusan luar negeri. 

Tarif, menurut pemerintah, berfungsi sebagai alat tekanan untuk mendorong kesepakatan dagang yang menguntungkan, seperti yang baru-baru ini dilaporkan dengan China terkait pasokan magnet dan mineral langka.

Sebaliknya, pelaku usaha kecil seperti V.O.S. Selections Inc., importir anggur dari New York, dan didukung oleh Liberty Justice Center, menggugat kebijakan ini dengan alasan bahwa tarif meningkatkan biaya secara signifikan, menekan penjualan, dan mengancam keberlanjutan bisnis mereka. 

Gugatan serupa juga diajukan oleh 12 negara bagian yang dipimpin Partai Demokrat, yang menyoroti dampak negatif tarif pada konsumen dan ekonomi lokal.

Keputusan ini memiliki implikasi luas. Dalam jangka pendek, keberlanjutan tarif dapat meningkatkan tekanan pada mitra dagang AS, terutama Uni Eropa, yang menghadapi tarif 50% mulai 9 Juli 2025 kecuali ada kesepakatan baru atau perpanjangan. 

Namun, dampaknya terhadap bisnis kecil dan konsumen AS tetap menjadi perhatian utama, dengan potensi kenaikan harga barang impor dan gangguan rantai pasok.

Pasar global telah menunjukkan volatilitas sejak pengumuman tarif pada April 2025, dengan fluktuasi nilai pasar triliunan dolar. Keputusan ini juga memperkuat posisi Trump dalam narasi politiknya, dengan presiden menyebutnya sebagai “kemenangan besar” bagi AS, sebagaimana diungkapkan dalam unggahan di platform X.

Kasus ini bukan satu-satunya tantangan hukum terhadap tarif Trump. Setidaknya lima gugatan lain sedang berlangsung, termasuk satu kasus di mana pengadilan distrik federal memblokir tarif untuk importir mainan dari Illinois pada 29 Mei 2025. 

Jika Mahkamah Agung AS tidak turun tangan, tarif ini dapat tetap berlaku selama berbulan-bulan, memperpanjang ketidakpastian ekonomi.

Tarif Trump untuk baja, aluminium, dan mobil, yang diberlakukan berdasarkan undang-undang berbeda, tidak terpengaruh oleh putusan ini, menunjukkan kompleksitas kebijakan perdagangan Trump yang melibatkan berbagai kerangka hukum.

Keputusan Pengadilan Banding Federal pada 10 Juni 2025 memberikan kemenangan sementara bagi pemerintahan Trump, memungkinkan tarif globalnya tetap berlaku sambil menunggu sidang lebih lanjut pada 31 Juli 2025. 

Kasus ini mencerminkan konflik mendasar antara kewenangan eksekutif dalam kebijakan perdagangan dan kepentingan ekonomi domestik. Dengan negosiasi dagang yang sedang berlangsung dan potensi dampak pada pasar global, perkembangan kasus ini akan terus menjadi sorotan dalam beberapa bulan mendatang.