![]() |
Pemerintahan Trump mengusulkan anggaran NASA 2026 senilai US$18,8 miliar, dengan lebih dari US$1 miliar dialokasikan untuk eksplorasi Mars melalui sektor swasta. (Susan Wals/AP/SIPA) |
Pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah meluncurkan proposal anggaran ambisius untuk tahun fiskal 2026 yang menempatkan eksplorasi Mars di garis depan agenda antariksa Amerika. Dirilis pada Jumat malam, 30 Mei 2025, usulan ini mengalokasikan lebih dari US$1 miliar untuk misi ke Planet Merah, dengan fokus pada kemitraan inovatif antara NASA dan sektor swasta.
Langkah ini tidak hanya mencerminkan visi besar untuk masa depan eksplorasi antariksa, tetapi juga selaras dengan impian Elon Musk untuk membangun pemukiman permanen di Mars.
Namun, di balik ambisi ini, pemotongan anggaran signifikan dan perubahan arah strategis telah memicu perdebatan sengit di kalangan legislator dan komunitas antariksa.
Inti dari proposal ini adalah inisiatif baru NASA yang disebut Commercial Mars Payload Services Program (CMPS). Program ini dirancang untuk menggandeng perusahaan swasta dalam mengembangkan teknologi kunci, seperti pakaian antariksa, sistem komunikasi, dan kendaraan pendarat berawak, untuk mendukung eksplorasi Mars.
Terinspirasi dari keberhasilan Commercial Lunar Payload Services (CLPS), yang telah melibatkan perusahaan seperti Intuitive Machines dan Firefly Aerospace untuk misi bulan, CMPS bertujuan mempercepat persiapan misi ke Mars dengan memanfaatkan inovasi dan efisiensi sektor swasta.
NASA berencana memberikan kontrak kepada perusahaan untuk mengembangkan lander robotik dan teknologi pendukung lainnya, dengan target kesiapan peluncuran pada 2028.
Biaya awal untuk muatan sains dan instrumen diperkirakan berkisar antara US$25 juta hingga US$35 juta per unit. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan mengurangi biaya, tetapi juga mempercepat jadwal misi dengan memanfaatkan fleksibilitas dan kecepatan inovasi perusahaan swasta.
Visi ini selaras dengan tujuan Elon Musk, pendiri SpaceX, yang baru-baru ini menguraikan rencana ambisiusnya untuk membangun pemukiman luas di Mars dalam sebuah sesi bersama karyawan perusahaannya.
Meskipun ambisi untuk Mars terdengar menjanjikan, anggaran NASA yang diusulkan sebesar US$18,8 miliar menandakan pemotongan drastis sebesar 25% dari tahun sebelumnya.
Pemotongan ini terutama berdampak pada portofolio sains NASA, termasuk pembatalan program Mars Sample Return yang sebelumnya dianggap krusial untuk memahami sejarah geologis dan potensi kehidupan di Mars.
Pejabat Administrator NASA Janet Petro, dalam surat yang menyertai proposal anggaran, menekankan perlunya menjadi "pengelola yang bertanggung jawab atas dana pembayar pajak." Ini berarti membuat keputusan sulit, termasuk mengurangi atau menghentikan program yang dianggap kurang efektif.
Sebagai gantinya, anggaran ini mengalihkan fokus ke misi yang lebih hemat biaya dan kompetitif, dengan keterlibatan swasta sebagai pilar utama. Selain itu, pemerintahan Trump berencana menghentikan penggunaan roket Space Launch System (SLS) buatan Boeing dan kapsul kru Orion buatan Lockheed Martin setelah tiga penerbangan.
Strategi baru ini mengandalkan penyedia swasta untuk misi ke bulan dan Mars, mengikuti jejak sukses roket Falcon 9 milik SpaceX dan pesawat kargo Cygnus milik Northrop Grumman.
Pilihan Editor:
Keterlibatan sektor swasta dalam eksplorasi antariksa bukanlah hal baru, tetapi proposal ini membawa pendekatan tersebut ke level yang lebih tinggi.
SpaceX, yang dipimpin oleh Elon Musk, telah menjadi pemain kunci dalam program Artemis NASA, dengan roket Starship-nya sedang dikembangkan untuk membawa astronot kembali ke permukaan bulan.
Kini, dengan CMPS, peran perusahaan swasta diperluas untuk mendukung misi Mars, termasuk pengembangan lander berawak dan teknologi pendukung lainnya.
Jared Isaacman, miliarder teknologi yang dipilih Trump untuk memimpin NASA, menyatakan keyakinannya bahwa lembaga tersebut mampu mengejar misi ke bulan dan Mars secara paralel.
Namun, ia juga mengakui bahwa pemotongan dana untuk sains bukanlah "hasil yang optimal," mencerminkan tantangan dalam menyeimbangkan ambisi eksplorasi dengan keterbatasan anggaran.
Meskipun visi ini menjanjikan inovasi dan efisiensi, proposal anggaran ini menuai kritik dari berbagai kalangan. Mantan anggota Kongres Partai Republik seperti Newt Gingrich dan Bob Walker menyoroti dampak negatif pemotongan dana sains, yang dapat menghambat penemuan ilmiah jangka panjang.
Anggota Kongres senior, seperti Senator Ted Cruz dan Perwakilan Brian Babin dari Texas, diperkirakan akan menentang keras rencana untuk mengurangi ketergantungan pada SLS dan Orion, yang selama ini menjadi tulang punggung program kembali ke bulan.
Kritik ini mencerminkan ketegangan antara pendekatan tradisional yang dipimpin pemerintah dan model baru yang mengandalkan sektor swasta. Sementara Gedung Putih berargumen bahwa strategi ini akan meminimalkan biaya dan risiko keterlambatan, banyak pihak khawatir bahwa pemotongan anggaran dapat melemahkan kemampuan NASA untuk mempertahankan kepemimpinan global dalam sains dan eksplorasi antariksa.
Proposal anggaran 2026 ini menandakan perubahan paradigma dalam cara Amerika mendekati eksplorasi antariksa. Dengan mengalokasikan lebih dari US$1 miliar untuk Mars dan melibatkan sektor swasta melalui CMPS, pemerintahan Trump berupaya mewujudkan impian ambisius untuk membawa manusia ke Planet Merah.
Visi ini tidak hanya didukung oleh inovasi perusahaan seperti SpaceX, tetapi juga mencerminkan semangat eksplorasi yang telah lama mendorong kemajuan manusia.
Namun, keberhasilan rencana ini bergantung pada kemampuan pemerintahan untuk menavigasi tantangan politik dan meyakinkan Kongres akan manfaat pendekatan berbasis swasta.
Sementara langkah menuju Mars tampak semakin nyata, perdebatan mengenai prioritas, pendanaan, dan peran NASA akan terus membentuk masa depan eksplorasi antariksa.
Dengan kemitraan swasta sebagai pendorong utama dan visi bersama untuk menaklukkan Mars, Amerika berdiri di ambang era baru dalam petualangan antariksa. Pertanyaannya kini adalah: akankah langkah berani ini membawa kita lebih dekat ke Planet Merah, atau justru memicu tantangan yang lebih besar di Bumi?
0Komentar