![]() |
MER-C Indonesia mengutuk serangan udara Israel yang menewaskan Dr. Marwan Al Sultan, direktur RS Indonesia di Gaza, bersama keluarganya pada 2 Juli 2025. (Reuters) |
Tragedi kemanusiaan kembali mengguncang Gaza. Dr. Marwan Al Sultan, direktur Rumah Sakit Indonesia (RS Indonesia) di Gaza, tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan udara Israel pada Rabu, 2 Juli 2025.
Serangan yang menyasar rumah tinggalnya di Gaza Utara ini memicu kemarahan dunia, dengan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia mengutuk keras tindakan tersebut sebagai pelanggaran berat prinsip kemanusiaan.
Lebih dari 56.000 warga Palestina telah kehilangan nyawa sejak agresi Israel dimulai pada Oktober 2023, dan kematian Dr. Marwan menjadi pukulan telak bagi upaya kemanusiaan di wilayah itu.
MER-C Indonesia, dalam pernyataan resmi pada Kamis, 3 Juli 2025, menyebut pembunuhan Dr. Marwan sebagai "tindakan ketidakadilan berat yang harus dipertanggungjawabkan".
Organisasi ini menegaskan bahwa kematian dokter spesialis kardiologi intervensional ini bukan hanya kehilangan bagi Palestina, tetapi juga "hari berkabung bagi seluruh umat manusia".
"Kami menolak untuk tetap diam," tegas MER-C, menyerukan dunia internasional untuk mengecam dan menuntut pertanggungjawaban atas serangan tersebut.
Dr. Marwan, yang dikenal sebagai sosok terbuka dan kooperatif, memimpin RS Indonesia di tengah situasi krisis sejak genosida Gaza dimulai pada 2023.
Ia berhasil menghidupkan kembali layanan darurat dan memulihkan operasi rumah sakit secara penuh pada Januari-Maret 2025, meski dihadapkan pada ancaman serangan udara dan keterbatasan sumber daya.
"Ia menyediakan layanan medis vital bagi rakyat Palestina di bawah tekanan luar biasa," ujar MER-C.
Rumah sakit yang dipimpinnya menjadi pusat kesehatan yang bekerja sama dengan tim kemanusiaan dari Inggris, Belanda, hingga Maroko, bukan target militer seperti yang kerap dituduhkan Israel tanpa bukti.
Serangan udara yang menewaskan Dr. Marwan terjadi di area perumahan di Barat Daya Kota Gaza, menurut laporan Al Jazeera.
Haaretz mencatat bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melakukan dua serangan di Gaza City pada hari itu, salah satunya menewaskan Dr. Marwan dan empat anggota keluarganya.
Kementwhose: MER-C Indonesia, kementerian kesehatan Gaza Tuduhan ini, yang sering digunakan Israel untuk membenarkan serangan terhadap fasilitas sipil, telah berulang kali dibantah karena tidak didukung bukti.
"Dokter Marwan adalah pahlawan kemanusiaan. Ia tidak hanya menyelamatkan nyawa melalui keahliannya, tetapi juga menjadi suara bagi rakyat Palestina, melaporkan kondisi mereka kepada dunia," kata Dr. Sarbini M. Nur, Ketua Presidium MER-C Indonesia.
"Kematiannya adalah kehilangan besar, tidak hanya bagi kami, tetapi bagi seluruh upaya kemanusiaan di Gaza. Dunia harus bertindak untuk menghentikan kekejaman ini."
Sejak Oktober 2023, agresi Israel telah menghancurkan ratusan ribu rumah, rumah sakit, kamp pengungsian, hingga tempat ibadah di Gaza.
Data kementerian kesehatan Gaza menunjukkan lebih dari 56.000 warga Palestina tewas, dengan ratusan fasilitas sipil porak-poranda.
RS Indonesia sendiri berulang kali dikepung dan diserang, dengan tuduhan tak berdasar bahwa fasilitas tersebut menjadi markas Hamas.
"Narasi ini adalah kebohongan berulang yang digunakan untuk menghancurkan infrastruktur kesehatan Gaza," tegas Dr. Sarbini.
Dr. Marwan dikenang sebagai pemimpin yang tegas namun hangat. Ia kerap memimpin rapat manajemen rumah sakit dengan perdebatan sengit, namun selalu diakhiri dengan keakraban sambil menikmati kopi dan makanan bersama timnya.
Dedikasinya membawa harapan di tengah keputusasaan, namun kini Gaza kehilangan salah satu sosok kunci yang tak kenal lelah memperjuangkan kemanusiaan.
Kematian Dr. Marwan Al Sultan menambah daftar panjang pekerja medis yang menjadi korban di Gaza.
Menurut Dr. Sarbini, ini adalah seruan mendesak bagi komunitas internasional untuk melindungi tenaga medis dan fasilitas kesehatan.
"Jika dunia terus diam, lebih banyak nyawa akan hilang, dan kemanusiaan akan semakin terpuruk," pungkasnya.
0Komentar