Ribuan mahasiswa Harvard tampak kompak mengenakan toga dengan aksen merah saat merayakan kelulusan mereka, meskipun prosesi ini berlangsung di tengah tekanan dari pemerintah Amerika Serikat.

Acara wisuda yang digelar pada Kamis (29/5/2025) berlangsung dalam suasana yang tak sepenuhnya tenang. Harvard, sebagai salah satu universitas paling prestisius di dunia, sedang menghadapi tekanan serius dari pemerintahan AS. (REUTERS/Brian Snyder)

Suasana meriah tersebut diselimuti kekhawatiran atas sengketa hukum antara pihak universitas dan Presiden Donald Trump, yang mengancam akan mencabut izin Harvard untuk menerima mahasiswa asing. (REUTERS/Brian Snyder)

Hakim Federal Allison Burroughs memperpanjang keputusan penghentian sementara terhadap kebijakan tersebut dan menyatakan akan segera mengeluarkan perintah injunksi guna memberikan perlindungan sementara bagi mahasiswa internasional selama perkara hukum masih berlangsung. (REUTERS/Brian Snyder)

Berdasarkan laporan Reuters, Presiden Trump sebelumnya telah mengajukan pemberitahuan resmi tentang pencabutan izin penerimaan mahasiswa asing di Harvard, memberikan tenggat waktu 30 hari kepada kampus tersebut untuk membuktikan bahwa mereka layak mempertahankan hak itu. (REUTERS/Brian Snyder)

Aturan ini berdampak langsung pada sekitar 27% mahasiswa Harvard yang berasal dari luar negeri. Trump diketahui menargetkan Harvard sebagai bagian dari kampanyenya melawan institusi pendidikan tinggi elite yang ia nilai terlalu condong pada pandangan liberal dan dinilai mengabaikan isu antisemitisme. (REUTERS/Brian Snyder)

Dukungan terhadap mahasiswa internasional ditunjukkan secara terbuka dalam acara wisuda. Presiden Harvard, Alan Garber, disambut tepuk tangan saat menyampaikan apresiasinya terhadap kehadiran keluarga mahasiswa asing, dengan menegaskan bahwa keberadaan mereka adalah hal yang sepantasnya—meskipun ia tidak menyebut langsung soal konflik dengan Trump. (REUTERS/Brian Snyder)