Bank Indonesia meluncurkan inovasi QRIS Tap untuk transportasi Jabodetabek dan mulai uji coba sistem pembayaran digital di Korea Selatan. (BRI)

Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus memperkuat perannya sebagai penggerak utama digitalisasi pembayaran di Tanah Air. Hingga kuartal III 2025, sistem pembayaran berbasis kode QR ini telah digunakan oleh 58 juta pengguna dengan nilai transaksi menembus Rp 1,9 kuadriliun.

Bank Indonesia (BI) pada Kamis (31/10) resmi meluncurkan inovasi terbaru QRIS Tap untuk lima moda transportasi di wilayah Jabodetabek, sekaligus memulai uji coba internasional di Korea Selatan. 

Inovasi berbasis teknologi Near Field Communication (NFC) ini memungkinkan pembayaran tanpa sentuh di berbagai layanan transportasi umum seperti KAI Commuter Line, MRT Jakarta, TransJakarta, LRT Jakarta, dan LRT Jabodebek.

“Sekarang, QRIS digunakan hampir 60 juta pengguna, dengan lebih dari 40 juta merchant, yang sebagian besar UMKM,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2025, Kamis (31/10). 

Ia menyebut transaksi QRIS tumbuh 147,65 persen secara tahunan pada kuartal III, menjadi salah satu penyumbang terbesar dari total 12,99 miliar transaksi digital domestik.

Pertumbuhan pesat itu diikuti dengan perluasan penerapan teknologi baru di sektor transportasi. Peluncuran QRIS Tap menandai langkah baru dalam efisiensi pembayaran publik, dengan sistem yang kini sudah aktif di 83 stasiun KRL Jabodetabek dan 17 stasiun di Yogyakarta. 

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan implementasi QRIS Tap langsung berdampak pada penurunan transaksi tunai.

“Sejak diberlakukan QRIS Tap ini, tingkat perputaran uang tunai di stasiun yang tadinya 57 persen, sekarang hanya tinggal 21 persen,” kata Asdo, dikutip dari Kompas.com, Jumat (31/10). 

Menurutnya, transaksi QRIS Tap hanya memakan waktu sekitar 0,3 detik, sehingga mempercepat antrean dan meningkatkan kenyamanan pengguna transportasi massal.

Selain untuk efisiensi, langkah ini juga menjadi bagian dari strategi BI dan KAI dalam memperluas inklusi keuangan digital di sektor publik.

Tak berhenti di dalam negeri, BI juga mulai menguji coba QRIS di Korea Selatan pada 30 Oktober 2025. Uji coba ini menandai ekspansi QRIS ke enam negara, setelah sebelumnya hadir di Thailand, Malaysia, Singapura, Jepang, dan China. BI menargetkan implementasi penuh di Korea Selatan pada 2026.

Di Thailand, transaksi lintas batas melalui QRIS tercatat mencapai lebih dari 900 ribu kali dengan nilai sekitar Rp 435,7 miliar. 

“Dari yang awalnya orang-orang tidak percaya dan enggan menggunakan QRIS, saat ini semua justru berpartisipasi,” ujar Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendrata, dikutip dari CNBC Indonesia.

Filianingsih menambahkan, transformasi digital yang masif ini juga ditopang oleh dominasi generasi muda. Berdasarkan data BI, Gen Z menyumbang 28 persen dan milenial 26 persen dari total pengguna QRIS. Pertumbuhan ini ikut terdorong oleh integrasi QRIS di berbagai layanan on-demand seperti GrabBike, GrabCar, GrabFood, hingga GrabMart.

Hingga akhir Oktober, sebanyak 93,16 persen dari 39,3 juta merchant QRIS merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Capaian ini menunjukkan QRIS bukan hanya mempercepat transaksi digital, tetapi juga memperluas akses ekonomi bagi jutaan pelaku usaha di seluruh Indonesia.

Dengan peluncuran QRIS Tap dan ekspansi global yang terus diperluas, BI berharap sistem pembayaran nasional ini dapat menjadi simbol kemandirian digital Indonesia sekaligus memperkuat daya saing ekonomi berbasis teknologi.