Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai target pertumbuhan ekonomi 8 persen bukan angka mustahil. Ia menekankan pentingnya penyerapan anggaran yang maksimal dan koordinasi antar-kementerian untuk menjaga laju ekonomi nasional. (Kemenkeu)

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto bukan hal mustahil, meski diakui tantangannya besar. Hal itu disampaikan Purbaya dalam Upacara Hari Pemuda ke-97 dan Hari Oeang ke-79 di Gedung A.A. Maramis, Jakarta, Kamis (30/10).

“Delapan persen bukan angka yang kecil, dan kita hampir jarang mencapai pertumbuhan seperti itu. Di masa lalu pun hanya satu triwulan kalau enggak salah sempat di atas itu,” ujar Purbaya. 

Ia menambahkan, pencapaian target itu bukan sekadar soal membagi-bagi uang negara, tetapi memastikan setiap rupiah di APBN benar-benar mendorong aktivitas ekonomi.

Menteri yang baru dilantik pada 8 September 2025 itu menyebut kunci utama mengejar pertumbuhan tinggi adalah optimalisasi penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia aktif mendatangi berbagai kementerian dan lembaga untuk memastikan anggaran terserap maksimal.

“Ketika saya datang ke kementerian-kementerian untuk menanyakan penyerapan APBN mereka, bukan untuk mengganggu kebijakan masing-masing kementerian, tapi untuk memastikan uang yang kita alokasikan dipakai semaksimal mungkin,” tegasnya.

Data Kementerian Keuangan menunjukkan hingga akhir September 2025, tiga kementerian dengan alokasi anggaran besar masih mencatat penyerapan rendah: Badan Gizi Nasional (16,9 persen), Kementerian Pekerjaan Umum (48,2 persen), dan Kementerian Pertanian (32,8 persen). 

Purbaya telah memberikan tenggat hingga akhir Oktober agar penyerapan anggaran meningkat, dengan ancaman realokasi dana ke sektor lain jika target tidak tercapai.

Di sisi lain, ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 tumbuh 5,12 persen secara tahunan (year-on-year). Meski berbagai indikator menunjukkan perlambatan pada kuartal III, sejumlah lembaga memperkirakan pertumbuhan tetap di atas 5 persen. Bank Indonesia menyebut ekspor dan belanja pemerintah menjadi penopang utama di tengah tekanan sektor domestik.

Purbaya menilai kombinasi kebijakan fiskal yang tepat dan iklim investasi yang kondusif dapat menjadi pendorong utama mewujudkan target ambisius tersebut. 

“Saya yakin kalau kita terus bekerja sama memastikan anggaran terserap dengan baik dan menciptakan iklim investasi yang lebih baik, delapan persen bukan angka di langit. Itu hal yang bisa kita capai,” kata Purbaya dalam pernyataannya.

Meski tantangan ekonomi global masih membayangi, Purbaya menekankan bahwa arah kebijakan pemerintah akan tetap fokus pada efisiensi belanja negara dan percepatan proyek strategis nasional untuk menjaga momentum pertumbuhan.