PLN melalui subholding PLN Indonesia Power resmi membangun PLTS terapung berkapasitas 92 MWp di Waduk Saguling, Bandung Barat. (Dok. PLN)

PT PLN melalui subholding PLN Indonesia Power resmi memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling berkapasitas 92 megawatt peak (MWp) di Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Proyek strategis nasional senilai Rp1 triliun itu ditargetkan selesai dan mulai beroperasi secara komersial pada November 2026.

Pembangkit ini menjadi salah satu proyek energi terbarukan terbesar yang dibangun PLN setelah disahkannya Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. 

Dengan kapasitas yang dimiliki, PLTS Terapung Saguling diproyeksikan mampu memproduksi lebih dari 130 gigawatt hour (GWh) listrik per tahun cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 24.000 rumah tangga. 

Selain itu, pembangkit ini juga akan mengurangi emisi karbon hingga 104.000 ton CO₂ per tahun, sejalan dengan target pemerintah menuju transisi energi bersih.

Dalam proses konstruksi, proyek ini diperkirakan akan menyerap sekitar 400 tenaga kerja lokal, memberi dampak langsung bagi perekonomian masyarakat sekitar. Wakil Bupati Bandung Barat, Asep Ismail, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif tersebut.

“PLTS Terapung Saguling merupakan solusi nyata untuk kebutuhan energi bersih dan berkelanjutan di wilayah kami,” ujar Asep, dikutip dari Media Indonesia.

PLTS dibangun dengan memanfaatkan kurang dari 5 persen total area Waduk Saguling, sehingga tidak mengganggu fungsi utama waduk sebagai fasilitas irigasi dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). 

PLN juga menggunakan teknologi floating PV yang diklaim mampu meningkatkan efisiensi penyerapan energi matahari, mengurangi penguapan air, serta menjaga ekosistem perairan di kawasan tersebut.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebut proyek Saguling sebagai tonggak penting dalam transformasi sistem kelistrikan Indonesia.

“Pembangkit ini akan memperkuat ketahanan energi di Jawa Barat sekaligus mendukung target nasional dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan,” kata Darmawan, dikutip dari SunEnergy.

Langkah ini juga merupakan implementasi langsung dari RUPTL 2025-2034, yang menargetkan 76 persen kapasitas pembangkit baru berasal dari energi terbarukan. Dari total tersebut, pembangkit listrik tenaga surya diproyeksikan menyumbang sekitar 17,1 gigawatt (GW) dalam sepuluh tahun ke depan.

Dengan potensi kapasitas dan teknologi yang diusung, PLTS Terapung Saguling dipandang sebagai salah satu proyek percontohan dalam upaya dekarbonisasi sektor energi. 

Pembangunan yang tengah berjalan menandai pergeseran strategi PLN menuju portofolio energi yang lebih ramah lingkungan sekaligus menjadi momentum penting bagi Jawa Barat dalam memperkuat ketahanan listrik jangka panjang.