![]() |
| Menlu AS Marco Rubio mengecam Hamas setelah militer AS merilis rekaman drone yang diduga menunjukkan penjarahan truk bantuan di Gaza. (Bloomberg/Ahmad Salem) |
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengecam Hamas pada Sabtu (1/11) setelah militer AS merilis rekaman drone yang diduga menunjukkan anggota kelompok itu menyerang dan menjarah truk bantuan kemanusiaan di Gaza.
Insiden tersebut memicu kembali ketegangan terkait distribusi bantuan, meski gencatan senjata telah berlangsung selama tiga minggu.
Rekaman yang diambil oleh drone pengintai MQ-9 pada Jumat (31/10) memperlihatkan sejumlah pria bersenjata menyeret seorang pengemudi dari truk bantuan sebelum melarikan diri dengan kendaraan dan muatannya di dekat Khan Younis, wilayah utara Gaza.
Komando Pusat AS (CENTCOM) dalam pernyataannya menyebut status pengemudi hingga kini belum diketahui.
Menanggapi tuduhan itu, Hamas pada Minggu (2/11) menolak keras klaim Washington, menyebutnya “dibuat-buat dan dipentaskan”. Dalam pernyataan resminya, kelompok tersebut menuduh Amerika Serikat mengadopsi narasi Israel dan memanfaatkan isu ini untuk membenarkan pembatasan lebih lanjut terhadap bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Adopsi berkelanjutan Washington terhadap narasi pendudukan memperdalam keberpihakan tidak etisnya dan menjadikannya mitra dalam pengepungan serta penderitaan warga sipil Gaza,” kata Hamas dalam keterangan yang dikutip Al Jazeera.
Kantor Media Pemerintah Gaza turut mempertanyakan keaslian rekaman tersebut. Mereka menilai video yang dirilis CENTCOM gagal menunjukkan waktu dan koordinat pasti insiden, serta mengabaikan pelanggaran gencatan senjata oleh Israel yang disebut masih terjadi di lapangan.
Insiden ini terjadi di tengah pemantauan intensif Pusat Koordinasi Sipil-Militer (Civil-Military Coordination Center/CMCC) yang dibentuk AS pada 17 Oktober di Israel selatan. Pusat ini berfungsi untuk memantau pelaksanaan rencana perdamaian Gaza 20 poin yang diajukan Presiden Donald Trump.
Gencatan senjata yang dimulai pada 10 Oktober disebut berhasil menekan penjarahan bantuan secara signifikan. Menurut data PBB yang dikutip Times of Israel, angka penyitaan bantuan di jalan menurun dari sekitar 80 persen sebelum gencatan senjata menjadi hanya 5 persen setelahnya.
Namun, distribusi bantuan tetap menjadi sumber sengketa. CENTCOM menyebut lebih dari 600 truk bantuan dan barang komersial masuk ke Gaza setiap hari, sementara Hamas menyebut jumlahnya jauh lebih rendah, hanya sekitar 135 truk per hari dengan sebagian besar memuat barang komersial bernilai tinggi, bukan pasokan kemanusiaan.
Laporan Anadolu Agency menyebut hanya sekitar 24 persen dari bantuan yang disepakati dalam gencatan senjata benar-benar mencapai Gaza, sementara sisanya tertahan oleh inspeksi dan izin keamanan Israel.
Sementara itu, konvoi bantuan dari Mesir terus berlanjut. Pemerintah Kairo mengirimkan konvoi ke-63 yang membawa 8.000 ton bahan makanan dan bahan bakar pada akhir pekan lalu.
Namun, para pejabat bantuan internasional memperingatkan bahwa jalur distribusi tetap rentan terhadap gangguan politik dan keamanan di lapangan.
CENTCOM dalam pernyataannya menegaskan pihaknya akan terus memantau situasi untuk memastikan keamanan distribusi bantuan di bawah kerangka gencatan senjata yang masih berlaku.
“Kami akan terus mendukung upaya kemanusiaan internasional dan memastikan bahwa bantuan mencapai warga sipil yang membutuhkan,” kata juru bicara CENTCOM seperti dikutip Times of Israel.

0Komentar