Korea Utara memamerkan rudal balistik antarbenua terbaru Hwasong-20 dalam parade militer besar di Pyongyang. Rudal ini disebut sebagai sistem senjata strategis nuklir paling kuat yang pernah dimiliki negara tersebut. (KCNA via AP)

Korea Utara menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terkuatnya, Hwasong-20, dalam parade militer besar-besaran di Pyongyang pada Jumat (10/10) malam. Pawai ini digelar untuk memperingati 80 tahun berdirinya Partai Pekerja Korea yang berkuasa dan menjadi ajang unjuk kekuatan militer terbesar negara itu tahun ini, menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA).

Pemimpin tertinggi Kim Jong Un memimpin langsung parade tersebut dari tribun kehormatan, didampingi oleh tamu-tamu penting seperti Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang pejabat Tiongkok pertama yang mengunjungi Pyongyang sejak 2009 mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, serta Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam To Lam. 

Kehadiran pejabat tinggi dari tiga negara tersebut menandai semakin eratnya hubungan Korea Utara dengan negara-negara sekutu non-Barat di tengah tekanan sanksi internasional.

Dalam siaran KCNA, Hwasong-20 disebut sebagai “sistem senjata strategis nuklir paling kuat” yang pernah dimiliki Korea Utara. 

Rudal ini menggunakan bahan bakar padat dan dipasang pada peluncur beroda 11 gandar. Teknologi bahan bakar padat memungkinkan peluncuran dilakukan lebih cepat dan menyulitkan deteksi dari satelit pengintai asing.

Analis militer di Seoul menilai kemunculan publik Hwasong-20 menandai lompatan besar dalam kemampuan serangan jarak jauh Korea Utara. 

“Rudal ini secara teoritis dapat menjangkau seluruh wilayah daratan utama Amerika Serikat,” ujar Park Sung-hoon, peneliti di Korea Institute for Defense Analyses, seperti dikutip Yonhap News Agency. 

Namun, Park menambahkan masih ada keraguan terkait akurasi sistem panduan dan kemampuan hulu ledak untuk bertahan saat masuk kembali ke atmosfer.

Selain unjuk senjata, parade juga menampilkan pasukan Korea Utara yang disebut telah bertempur di Ukraina bersama tentara Rusia. 

Dalam sambutannya, Medvedev memuji pengorbanan pasukan Korea Utara di wilayah Kursk dan menyebutnya sebagai bukti “kepercayaan mendalam antara Moskow dan Pyongyang,” sebagaimana dikutip dari laporan Reuters.

Pejabat pertahanan Korea Selatan memperkirakan bahwa Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 personel serta pasokan besar amunisi, termasuk peluru artileri dan roket, untuk mendukung operasi militer Rusia. 

Menanggapi hal itu, Kim Jong Un menyatakan keinginannya memperdalam kerja sama strategis dan memperluas “pertukaran militer jangka panjang” dengan Moskow.

Selain Hwasong-20, parade tersebut juga menampilkan rudal hipersonik, tank tempur generasi baru, peluncur drone, serta kendaraan tempur lapis baja canggih. 

Tayangan televisi pemerintah memperlihatkan ribuan prajurit berbaris di bawah lampu sorot, diiringi musik militer dan sorak warga yang memadati Lapangan Kim Il Sung.

Para pengamat memprediksi Korea Utara akan melakukan uji coba peluncuran Hwasong-20 sebelum akhir tahun 2025. 

Jika benar terjadi, langkah itu akan memperkuat posisi Kim Jong Un dalam menunjukkan kemampuan nuklir jarak jauh negaranya di tengah tekanan dan sanksi internasional yang semakin ketat.