![]() |
| Badan Gizi Nasional (BGN) optimistis mampu menyerap anggaran Rp99 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga akhir 2025, meski realisasinya baru 27%. (Bisnis.com) |
Badan Gizi Nasional (BGN) optimistis mampu menyerap anggaran sebesar Rp99 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga akhir tahun 2025, meskipun realisasi penyerapan hingga akhir September masih tergolong rendah. Target itu disampaikan Kepala BGN Dadan Hindayana usai bertemu Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor BGN, Jakarta, Jumat (26/9/2025).
Menurut Dadan, total anggaran yang dibidik terdiri dari Rp71 triliun dari APBN 2025 serta tambahan Rp28 triliun yang akan diminta dari dana cadangan presiden.
“Jadi Rp71 triliun plus Rp28 triliun di tahun ini,” ujar Dadan kepada wartawan, dikutip dari Kontan.
Meski begitu, hingga Jumat (26/9), penyerapan anggaran MBG baru mencapai Rp19,3 triliun atau sekitar 27 persen dari pagu awal Rp71 triliun. Angka tersebut memang naik dari Rp13 triliun pada 8 September lalu, tetapi masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah.
Program MBG saat ini telah melayani 22,7 juta penerima manfaat melalui 7.644 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Indonesia. BGN memperkirakan jumlah SPPG akan terus bertambah hingga menyentuh 10.000 unit pada akhir September ini.
Sebaran penerima MBG paling banyak berada di Pulau Jawa sebanyak 13,26 juta orang, disusul Sumatera (4,86 juta), Sulawesi (1,7 juta), Bali-Nusa Tenggara (1,34 juta), Kalimantan (1,03 juta), serta Maluku-Papua (520 ribu).
Dadan menegaskan pihaknya akan terus memperluas jangkauan program agar penyerapan anggaran bisa lebih optimal.
“Targetnya pada akhir tahun, kami bisa melayani 82,9 juta penerima melalui 25.400 SPPG aglomerasi dan 6.000 SPPG di wilayah terpencil,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan siap mengucurkan tambahan dana Rp28 triliun, tetapi dengan catatan penyerapan di lapangan harus menunjukkan hasil konkret.
“Nanti akhir Oktober saya akan ke sini lagi. Betul nggak dia bisa nyerap? Kalau betul, kita kasih tambah. Kalau nggak, ya kita potong,” tegas Purbaya, dikutip dari CNBC Indonesia.
Pemerintah menilai program MBG sebagai salah satu instrumen penting dalam agenda ketahanan gizi nasional dan penurunan angka stunting. Oleh sebab itu, pengawasan terhadap realisasi anggaran akan dilakukan lebih ketat.
BGN juga memproyeksikan anggaran program MBG akan melonjak tajam pada 2026 menjadi Rp335 triliun atau naik sekitar 471 persen dari tahun ini.
Dengan anggaran sebesar itu, pemerintah menargetkan penyerapan bisa mencapai Rp1,2 triliun per hari untuk menjangkau penerima manfaat lebih luas.
Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat fondasi sumber daya manusia melalui intervensi gizi sejak dini. Pemerintah berharap percepatan penyerapan anggaran dapat mendorong pencapaian target tersebut sesuai rencana.

0Komentar