![]() |
Ringgit Malaysia tembus 20 besar mata uang elit global versi SWIFT. Kepercayaan pasar internasional naik, ekonomi domestik makin solid. (Bloomberg) |
Ringgit Malaysia (MYR) resmi masuk dalam daftar 20 besar mata uang paling berpengaruh di dunia versi SWIFT untuk tahun 2025. Daftar ini tidak sembarangan hanya mata uang dengan volume transaksi lintas batas tertinggi yang mendapat tempat di sana.
Ini menjadi langkah penting bagi Malaysia di tengah perubahan peta keuangan global. Ringgit kini duduk di posisi ke-20, bersama dua mata uang lainnya yang juga baru masuk: forint Hungaria dan baht Thailand.
Data dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) menunjukkan bahwa ringgit mulai dipilih sebagai alat transaksi global, menandakan kepercayaan pasar internasional terhadap stabilitas ekonomi dan kekuatan ekspor Malaysia.
Lonjakan Transaksi dan Perdagangan Jadi Motor Penggerak
“Transaksi ramai yang didominasi ringgit Malaysia akan terus mengukuhkan mata uang lokal sebagai salah satu dari 20 mata uang teratas secara global,” ujar seorang pejabat manajemen kekayaan seperti dikutip New Straits Times.
Capaian ini bukan terjadi dalam semalam. Malaysia mencatat kinerja ekspor yang kuat, terutama ke negara mitra seperti Tiongkok, Singapura, dan Thailand. Produk unggulan seperti elektronik, semikonduktor, minyak kelapa sawit, dan energi menyumbang bagian terbesar dari transaksi internasional Malaysia.
Akibatnya, permintaan ringgit melonjak signifikan. Nilai tukar ringgit menguat hingga menyentuh MYR 4,1990 per dolar AS pada Mei 2025 penguatan sekitar 6,2% sejak awal tahun. Ini sekaligus jadi sinyal positif bahwa investor mulai melihat ringgit sebagai aset yang bernilai.
“Posisi Elit” Bukan Sekadar Gengsi
Masuknya MYR ke daftar elit dunia bukan sekadar capaian simbolik. Dampak ekonominya nyata.
Pertama, kepercayaan investor meningkat. Ringgit yang diakui secara internasional memberi sinyal kestabilan moneter Malaysia. Ini penting untuk menarik arus modal asing (capital inflow) yang dapat memperkuat pasar modal domestik.
Kedua, Bank Negara Malaysia (BNM) mencatatkan kenaikan cadangan devisa dari US$115,5 miliar pada Januari menjadi US$120 miliar pada akhir Juni 2025. Cadangan yang kuat jadi bantalan penting di tengah fluktuasi global.
Ketiga, posisi ringgit yang kian digunakan dalam transaksi antarnegara memperkuat posisi Malaysia sebagai hub perdagangan dan keuangan regional, terutama di kawasan ASEAN dan Asia Timur.
Komoditas Ekspor Jadi Nafas Utama Ringgit
“Permintaan terhadap ringgit melonjak berkat kuatnya perdagangan Malaysia, khususnya dengan negara-negara Asia. Komoditas ekspor menjadi penopang utama permintaan ringgit di pasar internasional,” kata Stephen Innes, analis senior di SPI Asset Management.
Malaysia bukan hanya kaya sumber daya, tapi juga unggul di sektor manufaktur dan teknologi. Diversifikasi ini menjadi keunggulan dalam menjaga daya tahan ekonomi, sekaligus mendorong pemakaian ringgit dalam transaksi lintas negara.
Ekspor minyak sawit, karet, minyak mentah, dan gas alam mendorong pembeli asing untuk menukar mata uang mereka dengan ringgit. Hal inilah yang menciptakan lonjakan volume transaksi yang tercatat oleh sistem SWIFT.
Tak hanya itu, perjanjian perdagangan seperti ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) dan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) turut memperluas penggunaan ringgit di kawasan.
Malaysia Diperhitungkan, Asia Tenggara Bergerak
Dengan MYR masuk dalam radar mata uang utama dunia, Malaysia tidak lagi hanya sebagai negara berkembang yang bergantung pada ekspor komoditas, tapi mulai tampil sebagai pemain finansial dengan pengaruh nyata.
Bagi Asia Tenggara, capaian ini mempertegas bahwa kekuatan ekonomi kawasan kini bukan hanya milik Singapura, tapi juga mulai ditopang oleh negara-negara dengan struktur industri yang kuat dan stabilitas fiskal yang terjaga.
Dampak positif status ringgit ini juga mulai terlihat pada kinerja makroekonomi Malaysia. Pertumbuhan ekonomi (PDB) kuartal II 2024 tercatat 5,9%, ditopang sektor jasa, manufaktur, dan pertanian. Ini menjadi salah satu pertumbuhan tertinggi di Asia Tenggara.
Momentum ini didorong oleh:
• Stabilitas nilai tukar
• Peningkatan konsumsi domestik
• Lonjakan investasi asing langsung (FDI)
• Stimulus fiskal terarah dari pemerintah Malaysia
Masuknya ringgit ke daftar mata uang elit bisa mendorong lebih banyak perusahaan dan institusi global menggunakan MYR dalam transaksi, investasi, bahkan sebagai cadangan devisa alternatif.
Peta Uang Dunia Sedang Bergeser
Saat dolar AS, euro, dan yuan tetap dominan, munculnya MYR di posisi ke-20 memperlihatkan adanya diversifikasi nyata dalam sistem keuangan global.
Dalam data SWIFT, urutan 18–20 dihuni oleh:
18. Baht Thailand
19. Forint Hungaria
20. Ringgit Malaysia
Ketiganya adalah pendatang baru dalam daftar tahun ini. Masuknya mata uang dari negara berkembang memberi sinyal bahwa dinamika global mulai merangkul kekuatan ekonomi baru sebuah perubahan penting setelah dominasi bertahun-tahun oleh mata uang negara maju.
Kekuatan ringgit tidak hanya mencerminkan keberhasilan ekonomi Malaysia, tetapi juga mencerminkan arah baru perimbangan kekuatan finansial dunia. Di saat banyak negara menghadapi tekanan nilai tukar dan volatilitas geopolitik, Malaysia justru menapak naik lewat stabilitas dan perdagangan yang kuat.
0Komentar