![]() |
Rusia dan Korea Utara resmi membuka penerbangan langsung Moskow–Pyongyang mulai 27 Juli 2025. Langkah ini jadi simbol aliansi strategis di tengah tekanan global. (AFP) |
Rusia resmi membuka penerbangan langsung ke Korea Utara setelah lebih dari tiga dekade terputus. Maskapai Nordwind Airlines dijadwalkan menerbangi rute Moskow–Pyongyang mulai 27 Juli 2025, menandai penerbangan langsung pertama antara kedua ibu kota sejak era Uni Soviet.
Penerbangan ini akan berlangsung satu kali per bulan, dengan waktu tempuh sekitar delapan jam. Rute ini dilayani sebagai penerbangan charter dari Bandara Sheremetyevo Moskow ke Bandara Internasional Sunan di Pyongyang. Meski masih terbatas, izin resmi dari Rosaviatsiya sempat mengakomodasi frekuensi dua kali seminggu.
Nordwind Airlines maskapai berbasis di Moskow yang berdiri sejak 2008 mengoperasikan armada seperti Airbus A330 dan Boeing 777, dan dikenal sebagai operator rute charter jarak jauh, terutama ke negara-negara Asia dan bekas Uni Soviet.
Langkah ini datang di tengah makin eratnya hubungan antara Moskow dan Pyongyang. Pada Juni lalu, kedua negara mengaktifkan kembali layanan kereta api lintas perbatasan yang sempat dihentikan selama pandemi COVID-19.
Kini, jalur udara menjadi koneksi strategis kedua yang dibuka setelah rute Pyongyang–Vladivostok yang dijalankan oleh Air Koryo dua kali per minggu.
Hubungan ini bukan cuma urusan transportasi, tapi menyentuh aspek geopolitik yang lebih luas. Rusia dan Korea Utara semakin sering bertukar dukungan strategis.
Korut dikabarkan telah mengirim sekitar 9.500 tentara ke Rusia, dengan 4.000 di antaranya gugur atau terluka dalam konflik di Ukraina. Tambahan 30.000 personel juga disiapkan untuk latihan militer gabungan “Zapad 2025” pada September mendatang.
Sebagai imbalan, Moskow disebut memberi akses teknologi militer mutakhir, termasuk sistem navigasi dan peningkatan akurasi rudal balistik yang memperkuat sistem persenjataan Korea Utara. Tak hanya itu, rencana membuka jalur maritim dan logistik regional juga sedang digodok untuk memperkuat konektivitas jangka panjang.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov telah mengunjungi Pyongyang dan menyatakan bahwa jalur udara Moskow–Pyongyang menjadi elemen penting dalam memperluas kerja sama transportasi bilateral.
Namun, penerbangan ini hadir di tengah sorotan global. Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan secara terbuka menuding Korea Utara telah memasok amunisi dan rudal balistik ke Rusia, sementara Moskow dan Pyongyang sama-sama membantah keras tuduhan tersebut.
Penerbangan langsung Moskow–Pyongyang ini kini menjadi lebih dari sekadar konektivitas. Ini adalah simbol nyata dari poros aliansi strategis yang sedang tumbuh di tengah tekanan internasional.
Di saat banyak negara memutus hubungan dengan Korea Utara, Rusia justru membuka jalur udara baru yang bisa menjadi titik balik dalam strategi global keduanya.
0Komentar