![]() |
| Gedung Harry S. Truman, kantor pusat Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (United States Department of State). | Loren/Wikimedia Commons |
Pemerintah Amerika Serikat secara resmi menetapkan Cartel de los Soles Venezuela sebagai organisasi teroris asing pada Senin (24/11), langkah yang memperdalam ketegangan antara Washington dan Caracas.
Penetapan yang diumumkan Departemen Luar Negeri AS itu memberikan landasan hukum bagi pemerintahan Presiden Donald Trump untuk memperluas tekanan terhadap Presiden Nicolás Maduro, yang disebut sebagai pihak yang “tidak sah” memimpin jaringan tersebut, menurut laporan Al Jazeera dan CNN.
Keputusan ini merupakan puncak dari proses yang diumumkan Menteri Luar Negeri Marco Rubio pada 16 November. Cartel de los Soles, disebut demikian karena lambang matahari pada seragam militer Venezuela dipandang Washington sebagai jaringan yang terdiri dari pejabat sipil dan militer tingkat tinggi yang diduga merusak institusi negara serta terlibat dalam perdagangan narkoba internasional.
Klasifikasi tersebut otomatis mengkriminalisasi segala bentuk dukungan material kepada kelompok itu dan melarang para perwakilannya memasuki wilayah AS.
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyebut langkah ini memberikan “banyak sekali opsi baru” bagi Pentagon untuk menangani apa yang digambarkan sebagai jaringan narco-terrorist.
Penunjukan ini juga membuka ruang penerapan sanksi diplomatik dan finansial, termasuk pembekuan aset, yang dapat mempersulit perusahaan asing dalam berbisnis dengan pemerintah Venezuela.
Pemerintah Venezuela langsung menolak klasifikasi tersebut. Dalam pernyataannya, Caracas menyebut keputusan AS sebagai “kebohongan konyol” yang menurut mereka bertujuan merasionalisasi intervensi militer.
Reuters melaporkan bahwa pejabat Venezuela menilai Cartel de los Soles bukan organisasi faktual, melainkan istilah jurnalistik yang dilekatkan pada tuduhan lama Washington.
“Ini adalah upaya untuk menciptakan dalih guna memperburuk agresi terhadap Venezuela,” demikian pernyataan pemerintah sebagaimana dikutip Reuters.
Penetapan ini berlangsung di tengah meningkatnya aktivitas militer AS di kawasan Karibia. Washington telah mengerahkan carrier strike group USS Gerald R. Ford beserta lebih dari 15.000 personel. Sejak awal September, pasukan AS melakukan sedikitnya 21 serangan terhadap kapal yang diduga terlibat penyelundupan narkoba, mengakibatkan lebih dari 80 korban tewas.
Di sisi lain, Presiden Maduro pada 11 November mengaktifkan comprehensive defense command yang mengintegrasikan unit sipil dan militer dalam kerangka pertahanan teritorial terpadu.
Maduro memperingatkan bahwa serangan AS akan memicu “perlawanan berkepanjangan” yang melibatkan taktik gaya gerilya dari ratusan titik di seluruh Venezuela.
Organisasi hak asasi manusia menyampaikan kekhawatiran atas serangan AS, dengan sebagian pihak menganggapnya sebagai pembunuhan di luar hukum. Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) juga telah mengeluarkan peringatan bagi penerbangan sipil terkait situasi udara Venezuela yang digambarkan “berpotensi berbahaya”, seperti dilaporkan Al Jazeera.

0Komentar