Thailand tengah membahas pencabutan larangan penjualan alkohol pukul 14.00–17.00 yang telah berlaku sejak 1972. | Trip Advisor

Thailand tengah membahas pencabutan aturan penjualan alkohol pada pukul 14.00–17.00, kebijakan yang sudah berlaku sejak 1972 dan selama ini membatasi distribusi minuman beralkohol di sebagian besar wilayah. 

Usulan perubahan ini dibahas oleh Komite Kebijakan Alkohol Nasional dan Komite Pengendalian Minuman Beralkohol, dan keputusan final akan diumumkan oleh Kantor Perdana Menteri setelah proses konsultasi publik 15 hari rampung. Jika disetujui, aturan dapat dicabut seawal awal Desember.

Larangan penjualan alkohol pada jam sore diberlakukan pada era 1970-an untuk mencegah pegawai negeri minum saat jam kerja. Pemerintah menyebut bahwa alasan historis tersebut tidak lagi relevan dengan kondisi sosial dan ekonomi saat ini. 

Kebijakan yang berlaku saat ini membuka izin penjualan alkohol antara pukul 11.00–14.00 dan 17.00–24.00, dengan pengecualian di area pariwisata yang dapat beroperasi hingga pukul 04.00.

Di sisi lain, penegakan aturan diperketat mulai 8 November 2025. Konsumen, termasuk wisatawan asing dapat dikenai denda hingga THB 10.000 jika kedapatan minum atau disajikan alkohol di luar jam yang diperbolehkan atau di tempat terlarang. Sebelumnya, sanksi hanya ditujukan kepada penjual.

Deputi Perdana Menteri Thailand, Sophon Saram, menyampaikan bahwa dasar kebijakan era 1970-an sudah tidak sesuai dengan konteks saat ini. “Masa itu sudah lewat, jadi larangan ini sebaiknya dicabut,” ujarnya, dikutip dari EuroNews.

Pembahasan reformasi alkohol berlangsung di tengah tekanan terhadap sektor pariwisata. Pemerintah memperkirakan kunjungan wisatawan pada 2025 hanya mencapai 33,4 juta, turun sekitar 6 persen dari tahun sebelumnya, penurunan tahunan pertama dalam satu dekade, di luar periode pandemi. 

Proyeksi untuk 2026 dipatok naik ke sekitar 34 juta wisatawan, namun belanja per wisatawan diperkirakan tetap rendah.

Pelaku usaha hiburan dan restoran menyebut bahwa pencabutan larangan jam sore dan perpanjangan jam operasional alkohol dapat meningkatkan konsumsi wisatawan dan mendorong pemulihan ekonomi, terutama menjelang periode puncak seperti Tahun Baru dan Festival Songkran. 

Mereka juga menilai bahwa aturan yang ketat dan tidak konsisten antarlokasi kerap membingungkan turis dan dapat memengaruhi daya saing Thailand dibandingkan destinasi regional lain.

Sejauh ini belum ada keputusan final apakah larangan akan dihapus total, diuji coba, atau hanya diperlonggar dengan pengecualian di zona wisata. Pemerintah masih melakukan konsultasi publik sebelum mengumumkan hasilnya secara resmi. 

Dalam pembahasan yang lebih luas, otoritas juga meninjau kemungkinan perpanjangan jam penjualan alkohol secara keseluruhan, meski belum ada kesepakatan mengenai detail operasional.