Spanduk berbagai pemimpin G20 dipajang di sepanjang jalan bebas hambatan Johannesburg, di Johannesburg, Afrika Selatan, Kamis, 20 November 2025. | Themba Hadebe/AP

KTT Kelompok 20 (G20) pertama yang pernah digelar di benua Afrika resmi dibuka pada Sabtu (22/11) di Johannesburg, dengan para pemimpin dunia membahas pembiayaan iklim dan keringanan utang bagi negara berkembang. 

Pertemuan berlangsung di Nasrec Expo Centre, dekat kawasan historis Soweto, sementara Amerika Serikat tidak hadir setelah Presiden Donald Trump memerintahkan boikot dengan mengutip klaim tanpa dasar soal dugaan penganiayaan terhadap minoritas kulit putih di Afrika Selatan, menurut laporan Reuters.

Tekanan diplomatik dan upaya konsensus

KTT dua hari ini membawa tema “Solidaritas, Kesetaraan, Keberlanjutan” dengan empat agenda utama yang diusung Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa selama masa kepemimpinannya, yaitu, mitigasi bencana terkait iklim, pendanaan transisi energi hijau, distribusi manfaat mineral kritis yang lebih adil, serta reformasi sistem utang global. 

Para utusan G20, sebagaimana disebutkan sejumlah sumber kepada Reuters dan U.S. News, mencapai kesepakatan atas rancangan deklarasi pemimpin yang menempatkan isu perubahan iklim sebagai salah satu fokus, meskipun tanpa masukan dari AS.

Afrika Selatan sebelumnya menghadapi tekanan dari Washington agar tidak mengeluarkan deklarasi bersama dan menggantinya dengan pernyataan sepihak. Ramaphosa menolak permintaan tersebut. 

“Kami tidak akan ditindas,” ujarnya pada Kamis, menegaskan bahwa deklarasi tetap akan dirilis oleh seluruh anggota yang hadir pada penutupan KTT, dikutip Newsmax.

Ketegangan meningkat ketika AS disebut ingin mengirim delapan pejabat kedutaan untuk menerima presidensi G20 pada sesi penutupan. Pemerintah Afrika Selatan menolak, dengan alasan level pejabat tersebut tidak sesuai dengan standar diplomatik untuk serah terima kepemimpinan, menurut laporan The Globe and Mail.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai absennya AS tidak boleh menghambat proses pembahasan. “Saya menyesalinya, tetapi hal itu seharusnya tidak menghalangi kita,” ujarnya kepada wartawan. “Tugas kita adalah hadir, terlibat, dan bekerja bersama-sama karena kita memiliki begitu banyak tantangan.”

Kemitraan Eropa–Afrika dan investasi baru

Menjelang pertemuan, Uni Eropa dan Afrika Selatan menandatangani perjanjian mineral kritis dan Clean Trade and Investment Partnership senilai €750 juta, sebagaimana dilaporkan Africanews dan Reuters. Komisi Eropa mengumumkan tambahan investasi €350 juta untuk modernisasi transportasi dan infrastruktur energi Afrika Selatan.

“Kami membutuhkan masukan ini untuk mendorong transisi energi bersih baik di Eropa maupun di sini,” kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. 

Ia menjelaskan bahwa kerja sama ini akan membangun rantai pasokan mineral yang adil dan dapat diandalkan. Ramaphosa menyebut perjanjian tersebut akan mendorong pengolahan mineral di dalam negeri guna menaikkan nilai tambah dan membuka lapangan kerja lokal.

Seruan PBB soal utang dan pembiayaan iklim

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres turut hadir untuk mendorong langkah konkret dalam isu iklim dan ekonomi. Dalam keterangannya kepada media, ia menyebut negara berkembang masih menanggung beban utang yang berat sementara pendanaan transisi energi tidak merata. 

“Sekarang adalah waktunya untuk kepemimpinan dan visi,” ujarnya, mengingatkan bahwa Afrika hanya menerima porsi kecil dari investasi global senilai US$2 triliun untuk energi bersih pada tahun lalu.

KTT Johannesburg menjadi momentum penting bagi Afrika Selatan sebagai tuan rumah, meskipun AS dijadwalkan tetap mengambil alih kepresidenan G20 setelah penutupan pertemuan pada Minggu.