Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutannya dalam acara peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, pada Selasa, 4 November 2025. (BPMI Setpres)

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menyetujui pengadaan 30 rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) baru dengan nilai investasi mencapai Rp5 triliun. Pengumuman ini disampaikan saat peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta Pusat, pada Selasa (4/11/2025). 

Keputusan tersebut memberikan peluang besar bagi PT Industri Kereta Api (INKA) untuk menjadi pemasok utama proyek strategis nasional tersebut.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah memperkuat sektor transportasi publik dan meningkatkan peran industri manufaktur dalam negeri. Presiden Prabowo menaikkan alokasi anggaran dari usulan awal PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp4,8 triliun menjadi Rp5 triliun. 

“Kalau untuk rakyat banyak, saya tidak ragu-ragu,” ujar Prabowo dalam sambutannya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut keputusan itu sebagai “angin segar bagi industri nasional.” Dalam keterangannya di Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (6/11/2025), Agus menilai proyek ini akan mengoptimalkan rantai pasok domestik, termasuk penyediaan gerbong dan komponen KRL. 

“Kami akan melihat kemampuan industri dalam negeri untuk menyuplai kebutuhan proyek tersebut,” katanya.

PT INKA disebut memiliki kapasitas dan rekam jejak yang kuat untuk memenuhi kebutuhan proyek ini. Agus menyampaikan keyakinannya terhadap kualitas produk INKA yang telah menembus pasar global. 

“Saya yakin karena PT INKA produk-produknya sudah diekspor ke banyak negara, jadi berkaitan dengan kualitas tidak akan ada masalah,” ujarnya.

Hingga kini, PT INKA telah mengekspor berbagai jenis kereta ke Bangladesh, Sri Lanka, Filipina, Malaysia, dan Australia. Perusahaan BUMN yang berbasis di Madiun itu juga tengah menyiapkan ekspansi ekspor ke Vietnam, Mesir, dan Selandia Baru.

Direktur Utama KAI Bobby Rasyidin mengatakan pengadaan 30 rangkaian baru ini merupakan tambahan di luar program Penyertaan Modal Negara (PMN). Menurut dia, setiap rangkaian KRL memerlukan dana sekitar US$9 juta atau setara Rp150 miliar. 

“Ini merupakan bagian dari percepatan peningkatan layanan dan kapasitas KAI,” kata Bobby.

Presiden Prabowo menargetkan pengerjaan proyek selesai dalam waktu satu tahun. “Kalau bisa enam bulan, oke, tapi satu tahun harus. Ini rakyat yang saksi,” ujarnya. 

Pemerintah berharap proyek ini tidak hanya menambah kapasitas armada Jabodetabek, tetapi juga memperkuat kemandirian industri transportasi nasional.