Prabowo meresmikan pabrik petrokimia Lotte Rp62,4 triliun di Cilegon. Bahlil Lahadalia disebut berperan penting dalam negosiasi dengan investor Korea. (Kementerian ESDM)


Presiden Prabowo Subianto meresmikan pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025). Fasilitas senilai USD3,9 miliar atau sekitar Rp62,4 triliun itu menjadi salah satu proyek industri terbesar di Asia Tenggara yang digarap perusahaan asal Korea Selatan, Lotte Group.

Dalam sambutannya, Prabowo menyinggung kerasnya proses negosiasi dengan pihak investor. 

“Jadi orang Korea ini bangsa yang tangguh. Kalau negosiasi sama orang Korea itu tidak gampang. Jadi boleh juga kalau orang Korea kita kirim orang Papua,” ujar Prabowo sambil tersenyum ke arah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia, sebagaimana dikutip CNN Indonesia (6/11).

Proyek LCI sempat tersendat akibat masalah pembebasan lahan dan pandemi Covid-19. Bahlil, yang saat itu menjabat Menteri Investasi, mengungkapkan bahwa ada lahan seluas 2,3 hektare yang sulit dibebaskan di tengah area proyek. 

“Waktu itu tantangan paling berat adalah lahan. Kami butuh waktu lama untuk menyelesaikan persoalan itu,” kata Bahlil.

Untuk menjaga komitmen investor, Bahlil mengaku bolak-balik ke Korea Selatan hingga 10 kali selama 2020–2021. Ia membahas berbagai aspek, mulai dari pasokan energi hingga kepastian regulasi. Menurut laporan Kompas.com, upaya itu membuat Lotte Group tetap melanjutkan investasi meski situasi global tengah tidak menentu.

Konstruksi kembali berjalan pada April 2022 setelah tertunda hampir enam tahun dan mulai beroperasi komersial pada Oktober 2025.

Pabrik LCI berdiri di atas lahan sekitar 100 hektare dan memiliki fasilitas utama naphtha cracker dengan kapasitas produksi ethylene 1 juta ton per tahun serta propylene 520 ribu ton. 

Menteri Bahlil menjelaskan, sekitar 70 persen hasil produksi akan dipasarkan di dalam negeri untuk menggantikan impor bahan petrokimia, sementara sisanya diekspor.

“Dengan pabrik ini, kita tidak lagi mengimpor secara besar-besaran seperti sebelumnya. Tujuh puluh persen adalah substitusi impor, tiga puluh persen untuk ekspor,” ujar Bahlil dalam keterangan resmi.

Nilai produksi tahunan diperkirakan mencapai USD2 miliar atau sekitar Rp33 triliun, dengan potensi penghematan impor hingga Rp23 triliun per tahun. Selama tahap pembangunan dan operasional, proyek ini menciptakan sekitar 40 ribu lapangan kerja langsung dan tidak langsung, menurut Bisnis Indonesia.

Chairman Lotte Group Shin Dong-bin menyebut proyek ini akan membantu menekan ketergantungan Indonesia terhadap impor ethylene yang selama ini mencapai 90 persen. 

“Kompleks ini akan meningkatkan kemandirian industri petrokimia Indonesia hingga dua pertiga dari kebutuhan nasional,” kata Shin.

LCI menjadi kompleks naphtha cracker pertama yang dibangun di Indonesia dalam tiga dekade terakhir. Pemerintah berharap keberadaan fasilitas ini memperkuat rantai pasok industri plastik, otomotif, dan manufaktur nasional, sekaligus memperdalam kerja sama investasi dan teknologi dengan Korea Selatan.