![]() |
| Petani memanen padi gadu di Wayut, Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (13/7/2022). | ANTARA FOTO/Siswo Widodo/rwa |
Presiden Prabowo Subianto mengalokasikan total Rp25 triliun untuk pembangunan infrastruktur pascapanen dan peternakan nasional. Pengumuman disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman usai rapat terbatas dengan presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (20/11/2025).
Anggaran tersebut terdiri dari Rp20 triliun untuk 30 pabrik pakan ternak dan Rp5 triliun untuk 100 gudang Bulog lengkap dengan rice milling unit (RMU). Kebijakan ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan sekaligus mempercepat target swasembada beras pada 31 Desember 2025.
Pembangunan pabrik pakan berasal dari pendanaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dan akan dilakukan dalam dua tahap, yaity 12 lokasi lebih dulu, disusul 18 titik berikutnya.
Pemerintah menilai fasilitas baru itu penting untuk menjaga stabilitas harga pakan, vaksin, hingga obat-obatan bagi sekitar 3,7 juta peternak kecil di seluruh Indonesia. Langkah tersebut juga diproyeksikan menopang kebutuhan telur dan ayam untuk Program Makan Bergizi Gratis.
“Kami ingin membangun pabrik pakan, kami ingin memproduksi DOC (day old chick) untuk rakyat agar harga pakan, harga vaksin nanti stabil, obat-obatan stabil untuk peternak seluruh Indonesia. Ada 3,7 juta peternak yang kita harus jaga mereka,” ujar Amran dalam keterangannya, seperti dikutip dari Antara.
Pemerintah juga menyiapkan pembangunan 100 gudang Bulog baru dengan anggaran Rp5 triliun yang bersumber dari APBN. Gudang-gudang itu akan dilengkapi RMU dan fasilitas pengering modern. Pekerjaan fisik ditargetkan mulai Januari 2026 dan rampung pada Maret 2026, bertepatan dengan masa panen raya.
Amran menjelaskan kebutuhan gudang tambahan mendesak karena stok beras nasional diperkirakan menembus 3 juta ton pada akhir 2025, tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
Pada panen raya Februari–April 2026, pemerintah menyiapkan skema penyerapan hingga 3 juta ton gabah dan beras, sehingga total stok bisa mencapai 6 juta ton sebagaimana disampaikan dalam laporan Bisnis Indonesia, Harian Jogja, dan Kontan.
“Tantangannya adalah gudang, harus disiapkan dari sekarang. Karena gudang kita penuh. Jadi kita siapkan dengan anggaran Rp5 triliun dari APBN,” tegasnya.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan penempatan gudang baru akan diprioritaskan di wilayah yang belum memiliki fasilitas memadai, termasuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar seperti Maluku Utara dan Papua Pegunungan.

0Komentar