![]() |
| Kompleks Revamping Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, PT Kilang Pertamina Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (13/8/2025) (FOTO: ANTARA/ PT KPB) |
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) resmi memulai pengoperasian awal Unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) Complex hasil Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan pada Senin, 10 November 2025. Kegiatan berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur, bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan.
Unit RFCC menjadi bagian inti dari modernisasi Kilang Balikpapan yang dirancang untuk memproduksi bahan bakar berstandar setara Euro V serta meningkatkan efisiensi dan nilai ekonomi kilang.
Proyek RDMP Balikpapan memiliki nilai investasi sekitar USD 7,4 miliar atau setara Rp120 triliun, menjadikannya proyek modernisasi kilang terbesar di Indonesia dan salah satu yang paling strategis di Asia Tenggara.
“Untuk memohon kelancaran proses tersebut, kami melaksanakan kegiatan doa bersama agar tahapan-tahapan yang akan dilalui bisa berjalan aman dan lancar,” ujar Pjs Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, dalam keterangan resminya.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyampaikan bahwa RFCC Balikpapan akan menjadi unit terbesar di antara kilang milik Pertamina.
“Kami berharap bisa mendapat dukungan dari Pak Presiden. RDMP ini prosesnya masih terus berjalan,” katanya usai melantik anggota Komite BPH Migas di Jakarta, seperti dilaporkan Bisnis.com.
Proyek RDMP Balikpapan meningkatkan kapasitas pengolahan minyak mentah dari 260 ribu menjadi 360 ribu barel per hari. Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyebut tambahan 100 ribu barel per hari itu akan memperkuat kapasitas pengolahan minyak nasional.
Unit baru tersebut akan menghasilkan tambahan produksi gasoline, diesel, avtur, dan LPG berstandar emisi Euro V dengan kandungan sulfur maksimal 10 ppm. Kapasitas produksi LPG diperkirakan meningkat hingga 336 ribu ton per tahun, menjadikan Kilang Balikpapan salah satu penggerak utama transisi energi bersih di Indonesia.
Secara ekonomi, RDMP Balikpapan diharapkan mampu menghemat impor BBM hingga Rp68 triliun per tahun dan memberi kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar Rp514 triliun.
Proyek strategis nasional ini juga mencatat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 35 persen serta menyerap lebih dari 24 ribu tenaga kerja pada masa puncak konstruksi, menurut laporan Kompas dan Kontan.
Rencana peresmian oleh Presiden Prabowo Subianto yang semula dijadwalkan pada 10 November diundur. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa peresmian akan tetap dilakukan pada November 2025.

0Komentar