![]() |
| Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia, Prasetyo Hadi. (Instagram/Prasetyo Hadi) |
Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan mengumumkan sepuluh nama calon penerima gelar Pahlawan Nasional pada Senin (10/11/2025), bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan. Pengumuman akan dilakukan langsung oleh Presiden di Jakarta setelah pemerintah menuntaskan tahap akhir proses seleksi.
“Besok, Insya Allah akan diumumkan. Iya, oleh Presiden Prabowo langsung. Kurang lebih sepuluh nama,” ujar Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di kediaman Presiden Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu (9/11).
Prasetyo memastikan nama Presiden ke-2 RI Soeharto termasuk dalam daftar penerima gelar.
“Ya, masuk, masuk,” katanya saat dikonfirmasi.
Ia menambahkan, pemberian gelar itu merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa besar para pemimpin bangsa.
“Itu kan bagian dari bagaimana kita menghormati para pendahulu, terutama para pemimpin kita, yang apa pun sudah pasti memiliki jasa yang luar biasa terhadap bangsa dan negara,” ujarnya.
Menurut Prasetyo, penetapan nama-nama tersebut merupakan tahap finalisasi setelah Presiden menerima masukan dari berbagai pihak.
“Finalisasi saja. Tadi juga Bapak Presiden mendapatkan masukan dari Ketua MPR, kemudian juga dari Wakil Ketua DPR,” tuturnya.
Ia menjelaskan, Presiden Prabowo melibatkan sejumlah tokoh sebelum mengambil keputusan.
“Beliau menugaskan beberapa untuk berkomunikasi dengan para tokoh, mendapatkan masukan dari berbagai pihak, sehingga keputusan nanti sudah melalui berbagai masukan,” ucapnya.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebutkan, daftar calon penerima gelar telah diserahkan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK) kepada Presiden.
“Ya tentu sudah dong, dari Dewan Gelar kan. Pak Fadli Zon sudah menghadap Presiden untuk menyerahkan nama-nama yang telah memenuhi syarat,” kata Gus Ipul di Jakarta Pusat, Sabtu (8/11).
Dari total 49 nama yang diajukan, terdapat beberapa tokoh yang disebut publik, antara lain Soeharto, Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), aktivis buruh Marsinah, serta dua ulama besar, Syekhona Kholil Bangkalan dan Kiai Bisri Syansuri.
“(Marsinah) ya masuk, masuk, (kategori) pejuang buruh Marsinah juga masuk dari 49 itu,” jelas Gus Ipul.
Proses seleksi penerima gelar dilakukan oleh Dewan GTK yang diketuai Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Dari 49 nama tersebut, 40 merupakan usulan baru, sementara sembilan lainnya adalah usulan lama yang belum ditetapkan presiden sebelumnya.
Namun, rencana pemberian gelar kepada Soeharto memunculkan pro dan kontra di publik. Sebanyak 500 aktivis dan akademisi menyatakan penolakan terhadap usulan tersebut.
Di sisi lain, dukungan datang dari organisasi keagamaan seperti PBNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menilai Soeharto layak menerima gelar karena jasa besarnya terhadap negara.
Pemerintah menyebut anugerah Pahlawan Nasional sebagai bentuk penghargaan bagi mereka yang memiliki kontribusi luar biasa terhadap bangsa. Pengumuman resmi dijadwalkan berlangsung pada Senin (10/11), sehari setelah rapat finalisasi bersama Presiden di Jakarta.

0Komentar