Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin membuka front militer baru di Eropa di tengah kebuntuan perang di Ukraina. (Tangkapan layar video stuff.co.nz)

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memperingatkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin membuka front militer kedua melawan negara Eropa lain, di tengah kebuntuan pasukan Moskow di Ukraina. Peringatan itu disampaikan Zelenskyy dalam wawancara dengan The Guardian yang diterbitkan pada Minggu (9/11).

Dalam wawancara tersebut, Zelenskyy mengatakan Putin berada dalam “situasi jalan buntu” yang dapat mendorongnya mencari wilayah baru untuk memperluas konflik. 

“Saya percaya demikian. Dia bisa melakukan itu. Kita harus melupakan skeptisisme umum di Eropa bahwa Putin hanya ingin menduduki Ukraina, lalu berhenti di sana. Dia bisa melakukan keduanya secara bersamaan,” ujarnya di Istana Presiden Ukraina di Kyiv.

Serangan drone dan perang hibrida

Zelenskyy mengaitkan meningkatnya serangan drone di sejumlah negara Eropa dengan stagnasi Rusia di medan tempur Ukraina. Sejak September, lebih dari 20 drone Rusia dilaporkan memasuki wilayah udara Polandia, tiga pesawat militer Rusia melanggar wilayah Estonia selama 12 menit, dan penampakan drone tak dikenal mengganggu operasional bandara di Belgia, Jerman, Denmark, dan Norwegia.

“Putin berada dalam jalan buntu dalam hal kesuksesan nyata. Itulah mengapa kegagalan ini dapat membuatnya mencari wilayah lain,” kata Zelenskyy. 

Ia menambahkan, rezim Rusia membutuhkan musuh eksternal untuk mempersatukan rakyatnya di sekitar Putin, yang terus memandang Barat sebagai ancaman.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyebut serangan drone tersebut sebagai bagian dari “perang hibrida” Rusia. Ia menegaskan bahwa tujuan Moskwa adalah “menabur perpecahan di dalam Eropa.” 

Pada Kamis (6/11), bandara Brussels dan Liege di Belgia sempat ditutup sementara akibat penampakan drone, mendorong Inggris dan Jerman mengirim spesialis counter-drone guna membantu otoritas setempat.

Kekhawatiran NATO

Peringatan Zelenskyy muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran NATO soal kemungkinan agresi baru Rusia. Letnan Jenderal Alexander Sollfrank, pejabat tinggi militer Jerman, mengatakan kepada Reuters bahwa Rusia memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan terbatas terhadap wilayah NATO.

Menurut Sollfrank, serangan semacam itu kemungkinan akan “kecil, cepat, dan terbatas secara regional” karena sebagian besar kekuatan Rusia masih terlibat di Ukraina. 

Namun, pejabat NATO memperkirakan bahwa jika Moskwa terus memperkuat militernya, serangan berskala lebih besar terhadap aliansi itu dapat terjadi sebelum 2029.

Hubungan dengan Trump

Dalam wawancara yang sama, Zelenskyy juga menanggapi hubungan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Ia menyebut interaksinya dengan Trump normal dan konstruktif, serta menepis laporan bahwa Trump sempat melempar peta pertempuran dalam pertemuan di Gedung Putih pada Oktober lalu.

“Dia tidak melempar apa pun. Saya yakin,” kata Zelenskyy. Ia menambahkan, “Semua orang di dunia takut pada Trump, tetapi tidak Ukraina, karena kami bukan musuh Amerika Serikat.”