Delegasi dari Ukraina, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa menggelar pertemuan di Jenewa pada Minggu (23/11) untuk membahas usulan perdamaian berisi 28 poin yang ditujukan untuk mengakhiri perang di Ukraina. Pertemuan berlangsung di tengah intensifikasi diplomasi menjelang tenggat yang ditetapkan Gedung Putih pada 27 November.
Pertemuan tersebut dihadiri pejabat tingkat tinggi, termasuk Kepala Staf Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak, penasihat keamanan nasional dari Britania Raya, Prancis, dan Jerman, serta perwakilan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memimpin delegasi Washington dalam pembahasan kerangka perdamaian tersebut.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya percepatan diplomatik yang akan berlanjut dalam konferensi video Coalition of the Willing pada Selasa (25/11), sebagaimana diumumkan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Kekhawatiran dan respons pihak Eropa
Rencana yang diajukan AS menuai perhatian dari sekutu Eropa karena dinilai mengandung klausul yang dapat melemahkan posisi keamanan Ukraina. Draf yang dikutip sejumlah media internasional menyebut Ukraina diminta menyerahkan sebagian wilayah, membatasi kapasitas militernya, serta mundur dari ambisi bergabung dengan NATO sebagai imbalan jaminan keamanan yang dipimpin AS.
Dalam pernyataan bersama yang dirilis di sela KTT G20 Johannesburg pada Sabtu (22/11), pemimpin Uni Eropa, Kanada, dan negara-negara Barat lainnya menilai proposal tersebut “masih memerlukan pekerjaan tambahan”.
Mereka menyoroti kekhawatiran bahwa pembatasan militer akan membuat Ukraina rentan terhadap serangan di masa depan dan menegaskan kembali bahwa “perbatasan tidak boleh diubah melalui kekuatan”.
Sikap Kyiv dan Washington
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan bahwa pemerintahannya tetap membuka ruang negosiasi. “Ukraina berfokus untuk bekerja sekonstruktif mungkin pada langkah-langkah yang diusulkan oleh Amerika Serikat,” ujar Zelenskyy setelah berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney.
Pejabat AS yang mengetahui jalannya pembahasan menyebut diskusi berlangsung "positif dan konstruktif”, meski keputusan final baru akan diambil setelah pertemuan antara Trump dan Zelenskyy dalam beberapa hari ke depan.
Rubio menyatakan melalui unggahan di media sosial bahwa kerangka perdamaian tersebut disusun berdasarkan masukan dari Ukraina dan Rusia dan dimaksudkan sebagai landasan negosiasi lebih lanjut.
Peran Rusia dan agenda lanjutan
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyebut proposal AS dapat menjadi dasar bagi kesepakatan perdamaian, meskipun Moskwa disebut masih keberatan dengan pasal yang mewajibkan penarikan pasukan dari sejumlah wilayah yang diduduki.
Zelenskyy menegaskan koordinasi melalui Coalition of the Willing penting agar seluruh negara pendukung Ukraina tetap mendapat pembaruan terkait proses negosiasi.
Konferensi lanjutan dijadwalkan pada Selasa untuk membahas hasil pertemuan di Jenewa serta merumuskan sikap kolektif sebelum batas waktu 27 November.

0Komentar