Mesir meresmikan pemasangan bejana reaktor pertama di PLTN Dabaa yang dibangun bersama Rusia, menandai fase inti proyek nuklir sipil negara itu. | MENAFN

Mesir meresmikan pemasangan bejana tekanan reaktor pertama di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Dabaa pada Rabu waktu setempat. Presiden Abdel Fattah al-Sisi dan Presiden Rusia Vladimir Putin mengikuti prosesi tersebut melalui konferensi video, menyaksikan penempatan komponen seberat 330 ton di unit pertama fasilitas yang berlokasi sekitar 300 kilometer barat laut Kairo di pesisir Mediterania. 

Acara ini bertepatan dengan Hari Energi Nuklir Mesir yang kelima, yang memperingati kesepakatan antarpemerintah Kairo–Moskwa pada 2015 untuk membangun PLTN pertama negara itu, menurut laporan World Nuclear News.

Ambisi nuklir sejak era 1950-an

Pemerintah Mesir telah mendorong pembangunan kapasitas nuklir sipil sejak pertengahan abad ke-20, namun rencana itu beberapa kali tertahan karena kendala politik dan ekonomi. 

Proyek Dabaa mulai bergerak maju setelah penandatanganan nota kesepahaman dengan Rusia pada 2015 dan dimulainya konstruksi pada Juli 2022. Bejana reaktor yang dipasang Rabu dibuat di pabrik Izhora Rusia selama lebih dari tiga tahun.

Dalam keterangan pada upacara, al-Sisi menyebut pemasangan tersebut sebagai awal fase pembangunan inti PLTN. 

“Sejak pertengahan abad ke-20, ambisi nuklir Mesir telah dipeluk oleh warganya. Hari ini, kita menyaksikan transformasinya menjadi kenyataan,” ujar al-Sisi. Ia menambahkan bahwa kemitraan dengan Rusia menunjukkan hubungan strategis yang stabil antara kedua negara.

Pembiayaan dan spesifikasi teknis

PLTN Dabaa akan memiliki empat unit reaktor VVER-1200 dengan kapasitas gabungan 4.800 megawatt, yang diperkirakan memenuhi sekitar 10% kebutuhan listrik nasional. Rusia membiayai 85% proyek tersebut, sekitar US$25 miliar dari total US$28,75 miliar melalui pinjaman jangka 22 tahun berbunga 3% per tahun. 

Rosatom bertindak sebagai kontraktor utama dan akan memasok bahan bakar nuklir sepanjang masa operasi, serta mendampingi pengelolaan teknis pada dekade pertama.

Putin dalam pernyataan terpisah menyebut unit pertama nantinya akan menghasilkan 460 megawatt untuk mendukung permintaan listrik Mesir yang terus meningkat. Ia juga menekankan program pelatihan tenaga ahli, menyebut lebih dari 100 mahasiswa Mesir kini menempuh pendidikan nuklir di universitas Rusia.

Perluasan proyek dan situasi regional

Upacara di Dabaa turut mencakup penandatanganan pesanan pengadaan bahan bakar untuk inti reaktor pertama, serta perjanjian kerja sama baru yang mencakup produksi isotop medis untuk pengobatan kanker, teknologi pencetakan 3D, dan sektor telekomunikasi, menurut laporan Xinhua.

Pengumuman ini muncul sehari setelah Arab Saudi dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian awal kerja sama nuklir sipil selama kunjungan Putra Mahkota Mohammed bin Salman ke Washington, perkembangan yang oleh sejumlah analis dinilai menandai meningkatnya dinamika kompetisi teknologi energi di kawasan Timur Tengah.

Konstruksi keempat unit reaktor Dabaa berlangsung berurutan sejak 2022. Pemerintah Mesir menyebut unit pertama ditargetkan mulai beroperasi pada paruh kedua 2028, disusul unit berikutnya pada 2029–2030, mengacu pada pernyataan resmi kabinet dan situs proyek PLTN Dabaa.