![]() |
| Menteri UMKM Maman Abdurrahman memerintahkan e-commerce menutup toko thrifting dan menghentikan penjualan pakaian bekas impor demi lindungi industri tekstil lokal. (KATADATA/Muhammad Zaenuddin) |
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman memerintahkan penghentian penjualan pakaian bekas impor di seluruh platform e-commerce mulai Kamis (6/11). Kebijakan ini menjadi bagian dari langkah pemerintah menertibkan praktik thrifting ilegal dan melindungi industri tekstil dalam negeri.
“Kemarin sudah saya perintahkan e-commerce, pokoknya setop. Gak boleh lagi menjual barang-barang, baju-baju bekas,” ujar Maman dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (6/11). Ia menegaskan sejumlah platform telah mulai memblokir akun pedagang yang terindikasi menjual pakaian bekas impor.
Langkah tersebut merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto yang meminta Kementerian UMKM menyiapkan produk substitusi bagi pelaku usaha thrifting agar kebijakan ini tidak menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang besar.
Strategi transisi untuk pelaku thrifting
Kementerian UMKM mencatat sekitar 900 ribu pedagang thrifting terdampak penutupan ini. Wakil Menteri UMKM Helvi Moraza menjelaskan pemerintah menyiapkan skema kemitraan antara pedagang thrifting dan pelaku UMKM yang telah mapan.
“Prinsipnya, tidak ada kebijakan pemerintah yang mematikan. Justru kami ingin memberikan kemanfaatan lebih luas,” kata Helvi. Dalam pola kemitraan tersebut, pedagang dapat beralih menjadi distributor, pemasar, atau penyedia bahan baku tergantung keahlian mereka.
Pemerintah juga membuka akses pembiayaan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan bagi pelaku yang ingin beralih usaha. “KUR itu Rp0 sampai Rp100 juta tanpa agunan. Jadi silakan teman-teman yang ingin beralih usaha ikut pola kementerian,” ujar Helvi menambahkan.
Impor pakaian bekas naik dua digit
Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan menunjukkan nilai impor kategori barang tekstil jadi, pakaian bekas, dan gombal pada Januari–Juli 2025 mencapai 78,19 juta dolar AS, naik 17,33 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Pemasok utama berasal dari China, Vietnam, Bangladesh, Taiwan, dan Singapura.
Maman menyebut maraknya impor pakaian bekas terjadi karena keterlibatan oknum dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, meski impor jenis barang tersebut telah dilarang oleh peraturan.
“Alhamdulillah kemarin untuk barang-barang bekas itu thrifting udah ditutup, ceklek,” ujarnya.
Untuk memastikan kepatuhan, Maman dijadwalkan bertemu perwakilan sejumlah platform e-commerce pada Jumat (7/11) guna melakukan konsolidasi dan evaluasi lanjutan.
“Tentunya kami juga akan mendorong produk lokal agar mereka betul-betul difasilitasi oleh e-commerce kita,” kata Maman.

0Komentar