Material tower darurat untuk pemulihan jaringan listrik Aceh yang terdampak banjir dengan menggunakan Hercules di Lanud Sultan Iskandar Muda, Kamis (27/11). | Humas PLN UID Aceh


PT PLN (Persero) bersama TNI Angkatan Udara mengoperasikan pesawat Hercules untuk mempercepat distribusi material menara darurat setelah banjir merobohkan jaringan transmisi listrik di Aceh, Kamis (27/11/2025). 

Pengiriman material diberangkatkan dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan mendarat di Lanud Iskandar Muda, Aceh Besar, sekitar pukul 11.45 WIB. Langkah ini dilakukan untuk menangani kerusakan yang meluas di jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV.

PLN menyebutkan jumlah menara yang terdampak lebih besar dari perkiraan awal. Dari temuan lapangan, terdapat 12 menara rusak, sembilan di antaranya roboh dan tiga mengalami kerusakan struktur pada tiga jalur transmisi utama: Bireuen–Arun, Brandan–Langsa, dan Peusangan–Bireuen. Pemadaman listrik sejak Rabu (26/11) berdampak pada 18 kabupaten/kota, termasuk Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Lhokseumawe, hingga Aceh Utara.

Selain mengangkut material tower, helikopter dikerahkan untuk menjangkau titik kerusakan yang sulit dilalui jalur darat. PLN juga memulai pembangunan lima menara darurat untuk menstabilkan suplai kelistrikan di wilayah terdampak.

PLN mengerahkan ratusan personel dari sejumlah provinsi, seperti Sumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Material tambahan turut dikirim dari Palembang, Lampung, Jambi, Pekanbaru, dan Padang. TNI mendukung operasi pemulihan dengan menerjunkan 25 prajurit Yon Zipur, 10 personel Bekangdam, 5 personel Komlek, dan 6 personel Pomdam.

Kepala Bidang Penerangan Umum Puspen TNI Kolonel (P) Agung Saptoadi menyampaikan bahwa kloter pertama pengiriman Hercules lepas landas pada pukul 08.20 WIB. 

“Pengiriman material ini dilakukan bertahap untuk memastikan percepatan pemulihan jaringan di lokasi terdampak,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Banjir sejak 18 November menerjang sedikitnya 16 kabupaten/kota dengan 119.998 jiwa terdampak dan lebih dari 20 ribu warga mengungsi. Pemerintah Provinsi Aceh menetapkan status tanggap darurat hidrometeorologi pada Kamis (27/11).

General Manager PLN UID Aceh Eddi Saputra mengatakan pengiriman melalui udara menjadi opsi paling memungkinkan. “Kolaborasi dengan TNI AU sangat membantu, terutama untuk menjangkau lokasi yang tidak dapat ditembus lewat darat,” ujar Eddi. 

Ia menambahkan bahwa tim bekerja 24 jam dan meminta masyarakat melaporkan gangguan melalui aplikasi PLN Mobile.