Korea Utara meluncurkan rudal balistik jarak pendek ke Laut Jepang, sehari setelah Pyongyang mengecam sanksi baru Amerika Serikat terhadap warganya. (KCTV)

Korea Utara meluncurkan satu rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang pada Jumat (7/11) siang, menurut laporan militer Korea Selatan dan Jepang. Rudal yang ditembakkan dari wilayah Taekwan, dekat perbatasan dengan China, menempuh jarak sekitar 700 kilometer sebelum jatuh di luar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang. Otoritas Jepang memastikan tidak ada kerusakan maupun korban akibat peluncuran tersebut.

Peluncuran ini berlangsung sehari setelah Pyongyang mengecam sanksi baru Amerika Serikat yang menargetkan delapan bankir Korea Utara dan dua entitas yang diduga terlibat pencucian uang untuk program senjata nuklir. 

Dalam pernyataannya, Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kim Un Chol menuding Washington terus menunjukkan “permusuhan yang berkelanjutan” dan memperingatkan bahwa langkah tersebut akan “merusak prospek dialog bilateral”.

Departemen Keuangan AS sebelumnya mengumumkan bahwa operasi siber yang disponsori negara Korea Utara telah mencuri lebih dari 3 miliar dolar AS aset digital dalam tiga tahun terakhir melalui skema pekerja TI palsu, pencurian kripto, dan serangan ransomware.

Peluncuran pada Jumat itu terjadi di tengah intensitas aktivitas diplomatik di kawasan. Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth baru saja menuntaskan kunjungan dua hari ke Korea Selatan awal pekan ini untuk konsultasi keamanan tahunan. 

Selama kunjungannya, Hegseth meninjau Zona Demiliterisasi (DMZ) dan memuji keputusan Seoul menaikkan anggaran pertahanan sebesar 8,2 persen guna menghadapi ancaman dari Pyongyang.

Militer Korea Selatan mencatat, Korea Utara juga menembakkan sekitar 10 peluru artileri ke perairan baratnya pada Sabtu dan Senin lalu, bertepatan dengan kunjungan Hegseth dan pertemuan puncak antara Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.

Kegiatan militer Korea Utara meningkat di tengah kebuntuan diplomasi dengan Washington dan Seoul. Menurut data intelijen Seoul, peluncuran terbaru ini merupakan uji coba rudal ke-10 Korea Utara sepanjang tahun 2025. 

Pada Oktober lalu, Pyongyang juga menguji rudal hipersonik dan menampilkan rudal balistik antarbenua (ICBM) baru bertajuk Hwasong-20 dalam parade militer yang turut dihadiri pejabat tinggi Rusia dan Tiongkok, dilaporkan NHK World.

Kantor berita Bloomberg menulis, otoritas intelijen Korea Selatan menilai Korea Utara secara teknis siap melaksanakan uji coba nuklir ketujuhnya kapan saja. Mereka juga memperkirakan peluncuran ICBM berikutnya bisa dilakukan dengan lintasan standar, pertama kalinya dalam sejarah uji coba Pyongyang.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump disebut masih membuka kemungkinan bertemu Kim Jong Un pada tahun depan. Badan Intelijen Nasional Korea Selatan pada Selasa lalu menginformasikan kepada parlemen bahwa negosiasi antara kedua pihak berpotensi digelar setelah latihan militer gabungan AS–Korsel pada Maret mendatang, menurut laporan NBC News.