Garuda Indonesia akan menambah modal Rp23,67 triliun lewat private placement bersama Danantara untuk memperbaiki likuiditas dan menopang Citilink. (APLUSWIRE/Larissa Meidiana)

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) berencana menambah modal melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) senilai Rp23,67 triliun. Aksi korporasi ini akan dilakukan bersama investor terafiliasi, PT Danantara Asset Management (DAM), dan dijadwalkan mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 12 November 2025.

Dalam keterbukaan informasi, Garuda menjelaskan aksi tersebut mencakup penerbitan 315,61 miliar saham baru seri D dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham. Dana segar senilai Rp23,67 triliun berasal dari dua sumber, yakni setoran modal tunai Rp17,02 triliun dan konversi pinjaman pemegang saham sebesar Rp6,65 triliun.

Manajemen menyebutkan, seluruh dana akan digunakan untuk memperbaiki posisi keuangan dan mendukung keberlangsungan usaha, baik di tingkat induk maupun anak usaha. 

Sekitar 37% dari total dana akan dialokasikan ke Garuda Indonesia untuk kebutuhan modal kerja dan operasional, termasuk perawatan pesawat. Sementara 63% sisanya ditujukan untuk PT Citilink Indonesia melalui peningkatan modal dan konversi pinjaman.

“Pelaksanaan PMTHMETD oleh DAM sebagai pihak terafiliasi dilakukan dengan mempertimbangkan urgensi perbaikan posisi keuangan perseroan secara menyeluruh, serta kebutuhan pendanaan yang mendesak untuk menjaga kelangsungan usaha dan operasional perseroan dan entitas anak,” tulis manajemen Garuda dalam keterbukaan informasi, dikutip Sabtu (8/11/2025).

Dari total dana ke Citilink, 47% akan digunakan untuk pembiayaan modal kerja dan perawatan pesawat, sementara 16% dialokasikan untuk pembayaran utang pembelian bahan bakar kepada Pertamina senilai US$225 juta.

Garuda Indonesia mencatat rugi bersih US$182,53 juta atau sekitar Rp3,03 triliun pada kuartal III/2025, meningkat 39,10% secara tahunan. Dalam laporan keuangan per 30 Juni 2025, ekuitas perusahaan masih negatif US$1,49 miliar dengan rasio liabilitas terhadap aset mencapai sekitar 123%.

Manajemen menegaskan, PMTHMETD ini bertujuan memperbaiki nilai ekuitas dan likuiditas perusahaan serta mengurangi liabilitas secara konsolidasi. 

“Aksi korporasi ini juga dilakukan untuk membantu keberlangsungan usaha di masa mendatang dengan pondasi keuangan yang lebih baik,” ujar manajemen dalam keterangan tertulis.

Aksi ini menjadi bagian dari rangkaian restrukturisasi Garuda pasca pemulihan utang besar-besaran. 

Sejumlah analis menilai langkah tersebut penting untuk menjaga kelangsungan operasi, terutama di Citilink yang berperan strategis dalam layanan penerbangan domestik. Namun, aksi ini juga berpotensi menyebabkan dilusi signifikan terhadap kepemilikan publik yang diperkirakan tersisa sekitar 5% pasca-transaksi.

Garuda juga dikabarkan tengah menyiapkan rights issue lanjutan untuk menata kembali struktur kepemilikan dan memperkuat modal pasca injeksi dari Danantara Asset Management.