![]() |
| Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Wikimedia Commons/CC BY-SA 2.0) |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan pada Jumat (7/11) bahwa tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Afrika Selatan bulan ini.
Langkah itu disebut sebagai bentuk protes atas apa yang ia sebut sebagai “perlakuan tidak manusiawi terhadap petani Afrikaner kulit putih”, klaim yang telah dibantah keras oleh pemerintah Afrika Selatan.
Trump menulis di platform Truth Social bahwa “orang-orang Afrikaner sedang dibunuh dan dibantai, dan tanah serta peternakan mereka dirampas secara ilegal”. Ia menegaskan, tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan hadir selama pelanggaran hak asasi manusia ini terus berlanjut.
Pernyataan tersebut mengonfirmasi pembatalan kehadiran Wakil Presiden JD Vance yang sebelumnya dijadwalkan mewakili AS dalam pertemuan G20 di Johannesburg pada 22–23 November, sebagaimana dilaporkan Newsweek dan BBC.
Pemerintah Afrika Selatan menolak tuduhan itu. Presiden Cyril Ramaphosa menyebut klaim Trump sepenuhnya salah dan menekankan bahwa tidak ada bukti statistik yang menunjukkan warga kulit putih menjadi sasaran kejahatan kekerasan secara tidak proporsional.
“Masyarakat kulit putih tetap menikmati standar hidup yang tinggi di negara ini,” kata Ramaphosa, dikutip BBC News.
Ketegangan antara kedua negara meningkat sejak Ramaphosa menandatangani Undang-Undang Ekspropriasi 2025 pada Januari lalu, yang memungkinkan penyitaan tanah tanpa kompensasi dalam kondisi tertentu, seperti penelantaran lahan atau ancaman terhadap keselamatan publik.
Pemerintah menegaskan kebijakan itu tidak bersifat sewenang-wenang dan harus melalui proses negosiasi.
“Kami tidak dapat mengekspropriasi properti tanpa dasar hukum dan dialog,” ujar juru bicara kepresidenan Vincent Magwenya kepada Brand South Africa.
Boikot G20 ini menjadi kelanjutan dari kebijakan serupa pada Februari lalu, ketika Menteri Luar Negeri Marco Rubio absen dari pertemuan para menlu G20 di Johannesburg dengan alasan “sikap anti-Amerika” pemerintah Afrika Selatan.
Rubio saat itu menuding Pretoria “menyokong ideologi kesetaraan dan keberlanjutan yang mengancam kepentingan ekonomi global.”
Sejalan dengan kebijakan luar negeri baru Washington, pemerintahan Trump juga memangkas kuota penerimaan pengungsi tahunan menjadi 7.500 orang, jumlah terendah dalam sejarah modern AS dengan mayoritas dialokasikan untuk warga kulit putih Afrika Selatan.
New York Times melaporkan kebijakan ini sebagai bagian dari prioritas keamanan dan identitas nasional yang digagas Gedung Putih.
Trump dijadwalkan mengambil alih kursi presidensi G20 dari Afrika Selatan pada Desember mendatang dan berencana menjadi tuan rumah KTT 2026 di resor golf miliknya, Doral, Miami.

0Komentar