![]() |
| Presiden AS Donald Trump menyebut Israel bisa melanjutkan serangan di Gaza bila Hamas gagal mematuhi kesepakatan gencatan senjata yang berlaku sejak 10 Oktober. (REUTERS/Kent Nishimura) |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan ia akan mempertimbangkan untuk mengizinkan Israel melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza jika Hamas tidak memenuhi kewajiban dalam kesepakatan gencatan senjata yang saat ini berlaku.
Pernyataan itu disampaikan Trump dalam wawancara via telepon dengan CNN pada Rabu (15/10) waktu setempat, sebagaimana dilaporkan Anadolu Agency dan Al Arabiya pada Kamis (16/10/2025).
Ia menegaskan, langkah Israel akan bergantung pada sikap Hamas dalam menepati janji untuk menyerahkan seluruh sandera dan jenazah yang masih ditahan.
“Saya akan memikirkannya,” kata Trump ketika ditanya apakah ia akan mengizinkan Israel kembali melakukan operasi. “Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakan demikian. Jika Israel bisa masuk dan menghajar mereka habis-habisan, mereka akan melakukannya.”
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak 10 Oktober. Berdasarkan kesepakatan yang difasilitasi oleh Amerika Serikat dan Qatar itu, Hamas diwajibkan menyerahkan total 48 sandera terdiri dari 20 orang hidup dan 28 jenazah sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 1.968 tahanan Palestina oleh Israel pada 13 Oktober.
Hamas telah menyerahkan seluruh 20 sandera yang masih hidup melalui Palang Merah Internasional (ICRC) pada Senin (13/10).
Namun dari 28 jenazah, baru sembilan yang diserahkan, dan satu di antaranya kemudian dipastikan oleh Tel Aviv bukan jenazah sandera. Keterlambatan penyerahan ini memicu ketegangan baru antara kedua pihak.
Trump dalam wawancara itu menekankan bahwa pembebasan sandera hidup adalah prioritas utama. “Pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup merupakan hal yang paling penting,” ujarnya.
Ia menambahkan “Kita yang akan melucuti senjata mereka,” merujuk pada Hamas yang masih mempertahankan persenjataannya di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz menyampaikan nada serupa. Dalam pernyataannya yang dikutip AFP, Katz mengatakan Israel akan melanjutkan operasi militer bila Hamas tidak mematuhi perjanjian.
“Jika Hamas menolak untuk mematuhi perjanjian tersebut, Israel, berkoordinasi dengan Amerika Serikat, akan melanjutkan pertempuran dan bertindak untuk mewujudkan kekalahan total Hamas, mengubah realitas di Gaza, dan mencapai semua tujuan perang,” ujarnya.
Sejak gencatan dimulai, situasi di Gaza relatif tenang meski laporan-laporan pelanggaran kecil masih muncul di beberapa titik. Pihak berwenang Israel mengatakan pasukan tetap siaga penuh di sepanjang perbatasan.
Sementara itu, pejabat Hamas menyebut mereka telah mematuhi sebagian besar kesepakatan dan menuduh Israel belum sepenuhnya membebaskan seluruh tahanan yang dijanjikan.
Hingga Kamis (16/10), proses penyerahan jenazah dan negosiasi lanjutan masih berlangsung dengan mediasi pihak internasional, termasuk AS dan Qatar.
Sumber diplomatik yang dikutip Al Arabiya menyebut, keputusan Trump untuk mengizinkan Israel kembali beroperasi masih bersifat tentatif dan akan bergantung pada perkembangan di lapangan dalam beberapa hari ke depan.

0Komentar