![]() |
| Presiden AS Donald Trump mendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai mediator untuk mengakhiri konflik Rusia–Ukraina. (Anadolu Agency) |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Senin (13/10) menyatakan dukungannya kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sebagai mediator potensial dalam upaya mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina. Pernyataan itu ia sampaikan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One saat kembali dari KTT Perdamaian Gaza di Mesir.
Ketika ditanya oleh wartawan apakah ada pemimpin dunia lain yang bisa membantu menyelesaikan konflik tersebut, Trump menjawab singkat, “Erdogan bisa.”
Ia menilai presiden Turki itu memiliki posisi unik karena dihormati oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
“Dia dihormati oleh Rusia. Ukraina, saya tidak bisa memberi tahu Anda tentang itu, tetapi dia dihormati oleh Putin, dan dia adalah teman saya,” kata Trump.
Trump juga menggambarkan Erdogan sebagai pemimpin yang “kuat dan efektif” dalam menyelesaikan persoalan di dalam NATO.
“Ketika NATO punya masalah dengan Erdogan, yang sering terjadi, mereka menelepon saya untuk berbicara dengannya. Dan saya tidak pernah gagal menyelesaikannya dengan cepat,” ujarnya.
Dukungan Trump terhadap Erdogan muncul menjelang pertemuan Presiden AS dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih pada Jumat (17/10).
Pertemuan itu disebut akan membahas sistem pertahanan udara serta kemungkinan pengiriman rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina.
Sejak perang meletus pada Februari 2022, Turki memang memposisikan diri sebagai salah satu mediator utama dalam konflik Rusia–Ukraina.
Ankara telah menjadi tuan rumah sejumlah perundingan damai, termasuk di Istanbul sepanjang tahun ini, dan memfasilitasi pertukaran tahanan antara kedua negara.
Turki juga pernah berperan dalam kesepakatan Inisiatif Gandum Laut Hitam yang memungkinkan ekspor pangan dari pelabuhan Ukraina, meskipun kesepakatan itu berakhir pada Juli 2023.
Pekan lalu, Erdogan melakukan panggilan telepon dengan Putin pada 7 Oktober. Dalam pernyataannya, kantor kepresidenan Turki menegaskan bahwa kedua pemimpin membahas “perlunya mengintensifkan inisiatif diplomatik untuk mencapai perdamaian yang adil dan langgeng.”
Ankara menegaskan komitmennya untuk terus melanjutkan upaya perdamaian dan menjadi jembatan komunikasi antara Moskow dan Kyiv.
Kremlin mengonfirmasi adanya percakapan antara kedua pemimpin tersebut, namun menyebut belum ada rencana konkret untuk inisiatif mediasi baru.
“Belum ada kontak baru, tetapi dapat segera diatur,” ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, kepada wartawan pada Selasa (8/10).
Komentar Trump dinilai mencerminkan pendekatan diplomasi personal yang kerap ia gunakan dalam urusan internasional.
Dalam beberapa bulan terakhir, Trump juga memainkan peran penting dalam kesepakatan gencatan senjata di Gaza bersama Mesir, Qatar, dan Turki melalui KTT di Sharm el-Sheikh menambah catatan panjang upaya mediasi yang melibatkan Ankara di berbagai konflik global.

0Komentar