![]() |
| TransJakarta mulai beralih ke bus listrik buatan Karoseri Laksana asal Jawa Tengah. Mulai akhir 2025, armada ibu kota tak lagi mengimpor bus listrik dari China. (Dok. PT VKTR) |
TransJakarta memperkuat komitmen menuju transportasi ramah lingkungan dengan mulai mengoperasikan bus listrik buatan dalam negeri di rute Koridor 2A (Pulogadung–Rawa Buaya). Uji coba armada ini dilakukan sejak awal Oktober 2025 untuk menilai performa, efisiensi energi, serta kenyamanan penumpang sebelum diterapkan secara penuh.
Bus listrik yang digunakan merupakan produksi Karoseri Laksana, perusahaan karoseri asal Ungaran, Jawa Tengah, dengan model bernama Nucleus 6. Unit ini telah memenuhi standar teknis dan keamanan yang ditetapkan oleh agen pemegang merek, serta siap mendukung layanan transportasi perkotaan TransJakarta.
“Bus listrik ini menjadi tonggak penting bagi kami dalam mewujudkan sistem transportasi rendah emisi. Saat ini, uji coba dilakukan di Koridor 2A untuk memastikan semua aspek teknis berjalan sesuai harapan,” ujar Plt. Direktur Utama TransJakarta, Yoga Adiwinarto, saat ditemui di Jakarta, Jumat (18/10).
Menurut TransJakarta, target pengoperasian penuh mencapai 80 unit bus listrik hingga akhir 2025. Tahap uji coba difokuskan pada pengujian performa kendaraan di lalu lintas padat, efisiensi konsumsi energi, serta pengalaman pengguna. Hasil evaluasi akan menjadi dasar sebelum penerapan skala besar di seluruh koridor.
Sementara itu, Direktur Karoseri Laksana, Anggoro Widjojo, menjelaskan bahwa model Nucleus 6 dirancang khusus untuk kebutuhan angkutan perkotaan.
“Kami ingin menghadirkan bus listrik yang bukan hanya efisien, tapi juga nyaman dan inklusif. Nucleus 6 memiliki fitur ramp untuk penumpang disabilitas, kursi prioritas, dan bodi ramping agar mudah bermanuver di jalan perkotaan,” katanya.
Bus listrik Nucleus 6 memiliki tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 41%, mencakup sasis, bodi, interior, dan sistem pendukung lain. Karoseri Laksana bekerja sama dengan sejumlah mitra teknologi seperti VKTR (Magelang), Hyundai, dan Skywell dalam pengembangan sistem motor listrik, baterai, serta manajemen daya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan mendukung penuh langkah TransJakarta dalam mempercepat transisi ke armada listrik.
“Kami melihat inisiatif ini sebagai bagian dari upaya menurunkan emisi dan memperkuat posisi Jakarta sebagai kota hijau,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, saat dikonfirmasi terpisah.
Program elektrifikasi TransJakarta sejalan dengan target nasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca hingga 31,89% pada 2030. Selain itu, penggunaan bus listrik diharapkan menekan biaya operasional jangka panjang, mengingat tarif listrik yang lebih stabil dibanding bahan bakar minyak.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi, terutama pada penyediaan infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian daya (charging station) dan kesiapan teknis operator. TransJakarta memastikan pelatihan bagi pengemudi dan teknisi terus dilakukan seiring peningkatan jumlah armada.
Hingga pertengahan Oktober, beberapa unit bus listrik Nucleus 6 sudah melayani uji jalan di rute Pulogadung–Rawa Buaya, dengan waktu operasional terbatas. Data hasil uji akan dievaluasi untuk memastikan kesiapan sistem sebelum perluasan layanan dilakukan di koridor lain.

0Komentar