![]() |
| Sejumlah penambang Bitcoin mengubah arah bisnis ke infrastruktur AI dan komputasi kinerja tinggi setelah imbalan halving menekan profitabilitas sektor kripto. (en.globel.co.il) |
Perusahaan penambang Bitcoin tengah mengalami perubahan besar dengan beralih ke bisnis penyedia infrastruktur kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kinerja tinggi (HPC). Pergeseran ini terjadi setelah peristiwa halving Bitcoin pada 2024 memangkas imbalan penambangan dari 6,25 menjadi 3,125 Bitcoin per blok, yang menekan profitabilitas para penambang kripto di seluruh dunia.
Fenomena tersebut kini terlihat di Amerika Serikat hingga Asia. Sejumlah perusahaan penambang publik seperti Cipher Mining Inc., IREN Ltd., hingga Bitdeer Technologies Group mulai mengonversi pusat data raksasa mereka menjadi fasilitas komputasi AI.
Langkah ini menjadi strategi baru di tengah meningkatnya permintaan global atas layanan pemrosesan data berkecepatan tinggi untuk pengembangan model AI generatif dan riset ilmiah.
Menurut data pasar, dana yang melacak kinerja perusahaan penambang yang terdaftar di bursa telah melonjak lebih dari 150% sejak awal 2025, jauh mengungguli kenaikan harga Bitcoin yang hanya sekitar 14% dalam periode yang sama.
Meskipun harga Bitcoin sempat mencetak rekor tertinggi baru di level US$126.000 pada 6 Oktober lalu, saham para penambang justru mencatat kinerja lebih kuat karena dorongan minat investor terhadap prospek bisnis AI.
Cipher Mining dan IREN menjadi dua contoh paling mencolok. Kedua perusahaan yang terdaftar di Nasdaq itu masing-masing mencatat lonjakan harga saham sekitar 300% dan 500% sepanjang tahun ini.
Perubahan strategi mereka dari penambangan Bitcoin murni ke penyedia infrastruktur AI dinilai sebagai pendorong utama reli saham tersebut.
“Saat ini, investor menilai penambang Bitcoin berdasarkan peluang HPC dan AI mereka. Kurang dari 10% percakapan kami tentang penambang membahas Bitcoin,” ujar John Todaro, analis di Needham & Co., dalam wawancara yang dikutip Bloomberg.
Untuk mendukung ekspansi ke sektor baru ini, beberapa perusahaan penambang besar mulai menggalang dana dalam skala besar. TeraWulf Inc., misalnya, baru-baru ini menerbitkan obligasi senior beragunan senilai US$3,2 miliar guna memperluas pusat data Lake Mariner di Barker, New York.
Sementara IREN Ltd. menutup penawaran obligasi konversi senilai US$1 miliar pada pertengahan Oktober 2025 untuk memperkuat modal ekspansi ke layanan AI dan HPC.
Perubahan serupa juga terjadi di Asia. Bitdeer Technologies Group yang berbasis di Singapura mengumumkan rencana mengonversi sebagian besar lokasi penambangan utama menjadi pusat data AI, termasuk fasilitas berkapasitas 570 megawatt di Clarington, Ohio, Amerika Serikat. Dalam proyeksi terbaiknya, konversi penuh diperkirakan mampu menghasilkan pendapatan tahunan lebih dari US$2 miliar pada akhir 2026.
“Bagi Bitdeer, AI dan HPC adalah pelengkap penambangan, bukan pengganti. Kami akan terus memimpin dengan efisiensi di penambangan mandiri dan secara selektif mengonversi lokasi yang memenuhi syarat,” kata Jeff LaBerge, Wakil Presiden Pasar Modal dan Strategi Bitdeer, dalam pernyataan resmi perusahaan.
Transformasi ini menandai babak baru bagi industri penambangan kripto yang selama bertahun-tahun bergantung pada fluktuasi harga Bitcoin.
Dengan meningkatnya tekanan biaya listrik dan berkurangnya imbal hasil penambangan, perusahaan-perusahaan tersebut kini berlomba mengalihkan sumber daya mereka ke sektor yang menjanjikan pertumbuhan jangka panjang di era ekonomi digital berbasis data.

0Komentar