PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menjalin kerja sama dengan PT Biomassa Energi Group dan G7 Group asal Polandia untuk membangun lima pabrik biomassa di Indonesia. (Listrikindonesia.com)

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menandatangani nota kesepahaman strategis dengan PT Biomassa Energi Group (BEG) dan perusahaan asal Polandia, G7 Group SP.Z.O.O, untuk membangun lima pabrik produksi biomassa di Indonesia. 

Penandatanganan kerja sama dilakukan di Jakarta pada Jumat (10/10/2025), menandai langkah ambisius Indonesia dalam memperkuat rantai pasok energi hijau sekaligus mengincar pasar ekspor biomassa global.

Kerja sama ini mencakup pembangunan pabrik Empty Fruit Bunch (EFB) pellet atau pelet tandan buah kosong kelapa sawit pertama yang dijadwalkan beroperasi pada Februari 2026. 

Pabrik tersebut direncanakan memiliki kapasitas produksi hingga 120.000 ton per tahun dan menjadi model awal bagi lima fasilitas serupa yang akan menyusul dalam waktu dekat.

Rogowski Wojciech Marek, penasihat hukum G7 Group SP.Z.O.O, mengonfirmasi bahwa proyek ini tidak hanya fokus pada kebutuhan domestik, tetapi juga diarahkan untuk memperluas ekspor biomassa Indonesia ke pasar Asia dan Eropa.

“Pabrik pertama akan diikuti oleh lima pabrik tambahan dengan kapasitas serupa atau lebih besar,” ujar Marek dalam keterangan tertulis. 

“Melalui kerja sama ini, volume ekspor biomassa Indonesia termasuk cangkang inti sawit, pelet kayu limbah sawit, dan tandan buah kosong diperkirakan bisa mencapai tiga juta ton per tahun dalam beberapa tahun ke depan,” lanjutnya.

Indonesia diketahui memiliki potensi produksi biomassa mencapai 130 juta ton per tahun yang bersumber dari limbah pertanian, limbah industri, serta hutan tanaman energi. Namun hingga kini, baru sebagian kecil dari potensi tersebut yang dimanfaatkan secara optimal.

Direktur Biomassa PLN EPI, Hokkop Situngkir, menjelaskan bahwa kolaborasi dengan BEG dan G7 Group merupakan langkah konkret untuk mengubah potensi itu menjadi peluang ekonomi hijau yang berkelanjutan. 

Menurutnya, pengembangan industri biomassa menjadi bagian penting dari strategi dekarbonisasi sistem kelistrikan nasional.

“PLN EPI menargetkan penggunaan tiga juta ton biomassa pada 2025, naik signifikan dari 1,8 juta ton pada 2024 dan 312 ribu ton pada 2021,” kata Hokkop. 

“Target ini setara dengan 3 persen dari volume batu bara yang kami kelola dan berpotensi mengurangi emisi hingga 3,3 juta ton CO₂e per tahun,” tambahnya.

Hokkop menegaskan, pasokan biomassa dalam negeri akan tetap menjadi prioritas untuk menjaga keberlanjutan program co-firing di pembangkit listrik PLN. 

“Kami akan terus memastikan pasokan biomassa aman, sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi rendah karbon global,” ujarnya.

Kerja sama tiga pihak ini disebut sebagai bagian dari upaya memperluas diversifikasi energi primer PLN, di tengah dorongan global menuju transisi energi bersih. 

Dengan dukungan teknologi dan investasi dari mitra internasional, Indonesia diharapkan mampu mengoptimalkan sumber daya biomassa yang selama ini kurang termanfaatkan menjadi komoditas ekspor bernilai tinggi.