![]() |
| Paspor Malaysia kini sejajar dengan Amerika Serikat dalam daftar Henley Passport Index 2025. Keduanya menempati peringkat ke-12 dunia dengan akses bebas visa ke 180 negara. (Flickr) |
Paspor Malaysia kini menyamai kekuatan paspor Amerika Serikat dalam daftar Henley Passport Index edisi Oktober 2025, dengan sama-sama menempati peringkat ke-12 dunia. Kedua negara memberi akses bebas visa ke 180 destinasi dari total 227 negara dan teritori.
Data ini dirilis lembaga riset global Henley & Partners yang rutin mengukur tingkat kemudahan bepergian antarnegara berdasarkan data resmi dari International Air Transport Association (IATA).
Meski turun satu peringkat dibanding tahun sebelumnya, Malaysia tetap menjadi paspor terkuat kedua di Asia Tenggara, tepat di bawah Singapura. Paspor Singapura sendiri kembali menduduki posisi puncak dunia dengan akses bebas visa ke 193 destinasi.
“Kekuatan paspor bukan sekadar soal peringkat. Ini mencerminkan bagaimana dunia menilai keterbukaan, kerja sama, dan pengaruh suatu negara di panggung global,” kata Ketua Henley & Partners, Dr. Christian H. Kaelin, dalam keterangan resminya, Jumat (18/10).
Menurut laporan Henley Global Mobility Report 2025, diplomasi luar negeri Malaysia yang stabil disebut menjadi salah satu faktor utama bertahannya kekuatan paspor negara itu.
Kebijakan luar negeri Kuala Lumpur yang aktif menjaga hubungan baik dengan negara-negara di Asia, Timur Tengah, dan Eropa turut memperluas akses bebas visa bagi warganya.
Pejabat Kementerian Luar Negeri Malaysia yang dikutip The Star mengatakan, pemerintah menempatkan mobilitas warga negara sebagai bagian dari strategi diplomasi ekonomi.
“Setiap perjanjian visa bebas timbal balik memberi dampak langsung pada perdagangan, investasi, dan pariwisata,” ujar pejabat tersebut.
Di sisi lain, paspor Amerika Serikat justru mengalami penurunan. Untuk pertama kalinya dalam dua dekade terakhir, AS keluar dari daftar 10 besar paspor terkuat dunia, turun ke posisi ke-12.
Media seperti The Washington Post dan TIME melaporkan, penurunan ini dipicu kebijakan imigrasi yang lebih ketat dan lemahnya kesepakatan visa timbal balik dengan sejumlah negara.
Beberapa analis menyebut, banyak negara mulai menyesuaikan kebijakan mereka terhadap warga AS akibat meningkatnya persyaratan keamanan dan biaya administratif.
“Negara-negara Asia kini lebih dominan dalam daftar paspor terkuat. Ini mencerminkan perubahan pusat gravitasi ekonomi dan diplomasi dunia,” tulis The Economist Times India, mengutip laporan Henley.
Dominasi Asia dalam daftar Henley Passport Index semakin kuat. Selain Singapura dan Malaysia, Jepang juga masih bertahan di posisi lima besar, disusul Korea Selatan di urutan ke-7.
Henley & Partners mencatat, rata-rata warga di kawasan Asia kini dapat melakukan perjalanan bebas visa ke lebih dari 175 negara, jauh di atas rata-rata global yang hanya 110 destinasi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa mobilitas warga negara Asia meningkat pesat seiring pertumbuhan diplomasi ekonomi kawasan. Bagi Malaysia, peringkat tinggi paspor memberi keuntungan praktis—mulai dari peningkatan minat wisata keluar negeri, kemudahan pelajar internasional, hingga menarik investasi yang melihat stabilitas hubungan global sebagai nilai tambah.
Sementara bagi Amerika Serikat, penurunan peringkat menjadi sinyal bahwa keunggulan historisnya dalam diplomasi global mulai tergerus oleh negara-negara Asia yang lebih aktif membangun kerja sama lintas kawasan.

0Komentar