Israel menyalahkan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer atas gagal lindungi komunitas Yahudi di Inggris setelah serangan mematikan di Sinagoga Manchester. (Leon Neal/Getty Images)

Pemimpin Israel melancarkan kritik tajam terhadap pemerintah Inggris setelah serangan mematikan di Sinagoga Heaton Park Hebrew Congregation, Manchester, pada Kamis (2/10) malam waktu setempat. Serangan berupa tabrakan mobil dan penusukan saat ibadah Yom Kippur itu menewaskan dua orang jamaah Yahudi dan melukai beberapa lainnya. 

Polisi menembak mati pelaku yang diidentifikasi sebagai Jihad Al-Shamie, pria 35 tahun warga negara Inggris keturunan Suriah.

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menjadi salah satu pejabat yang vokal menyalahkan pemerintah Inggris. Dalam unggahan di X, ia menilai otoritas Inggris gagal menghentikan gelombang antisemitisme. 

“Pihak berwenang di Inggris telah gagal mengambil tindakan yang diperlukan untuk menahan gelombang antisemitisme beracun ini dan secara efektif membiarkannya terus berlangsung,” tulisnya seperti dikutip Times of Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ikut menyinggung soal kelemahan Inggris dalam menghadapi terorisme. 

“Seperti yang telah saya peringatkan di PBB bahwa kelemahan dalam menghadapi terorisme hanya akan membawa lebih banyak terorisme. Hanya kekuatan dan persatuan yang dapat mengalahkannya,” kata Netanyahu.

Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog mengungkapkan bahwa ia sempat menulis surat kepada Raja Charles III beberapa hari sebelum serangan. Dalam surat itu ia menyampaikan kekhawatiran tentang meningkatnya antisemitisme di Inggris. 

“Baru beberapa hari yang lalu saya menulis surat kepada Yang Mulia Raja Charles III, menekankan keprihatinan mendalam mengenai meningkatnya antisemitisme dan kebencian terhadap Israel di Inggris,” kata Herzog, dikutip Sky News.

Kritik Israel ini muncul di tengah hubungan yang memang sedang renggang dengan Inggris. Bulan lalu, London bersama Kanada dan Australia mengakui negara Palestina, langkah yang dikecam Netanyahu sebagai “hadiah bagi terorisme”. 

Inggris juga sempat menjatuhkan sanksi terhadap pemukim Israel yang melakukan kekerasan, membatasi sebagian ekspor senjata, hingga menangguhkan pembicaraan dagang bebas dengan Tel Aviv.

Di dalam negeri, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mempersingkat kunjungannya di pertemuan puncak Eropa untuk segera menangani situasi. Ia berjanji meningkatkan keamanan di sinagoga seluruh negeri. 

“Kami akan mengalahkan meningkatnya antisemitisme,” ujarnya, dikutip Reuters.

Namun, jaminan itu belum cukup meredakan kemarahan pejabat Israel. Mereka menilai serangan ini menjadi bukti nyata dari lemahnya langkah Inggris menindak ekstremisme antisemit. 

Data Community Security Trust mencatat lebih dari 1.500 insiden antisemit pada paruh pertama 2024, jumlah tertinggi kedua sepanjang sejarah. 

Para pemimpin Yahudi Inggris menyebut serangan di Manchester adalah peristiwa yang “sayangnya sudah lama ditakutkan akan terjadi” sejak meningkatnya ketegangan pasca-serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.