Golkar menilai Menteri ESDM Bahlil Lahadalia tetap mendapat apresiasi publik meski kerap menjadi sasaran framing negatif. (MI/Ramdani)

Sekretaris Jenderal Partai Golkar, Sarmuji, menegaskan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia tetap mendapat penilaian positif dari publik meski kerap menjadi sasaran framing negatif di ruang publik. 

Pernyataan itu disampaikan Sarmuji menanggapi hasil survei nasional yang menempatkan Bahlil di antara menteri dengan kinerja terbaik di kabinet Presiden Prabowo Subianto.

“Pak Bahlil sering kali di-framing secara jahat di ruang publik, tetapi ternyata publik lebih cerdas. Penilaian positif ini menunjukkan bahwa masyarakat bisa membedakan antara opini politik dan hasil kerja nyata,” kata Sarmuji dalam keterangannya, Selasa (14/10/2025), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Sarmuji, hasil survei lembaga IndexPolitica memperlihatkan bahwa masyarakat masih menilai Bahlil secara objektif. 

Dalam survei yang dilakukan pada 25 September hingga 5 Oktober 2025 di 38 provinsi dengan 1.200 responden, Bahlil memperoleh apresiasi 22,5 persen sebagai salah satu menteri dengan kinerja terbaik.

“Partai Golkar tentu berbangga dan berterima kasih atas penilaian publik yang positif terhadap kadernya. Kinerja Pak Bahlil menunjukkan bagaimana kader Golkar punya pengalaman politik sekaligus kemampuan manajerial dan keberpihakan nyata pada rakyat,” ujar Sarmuji.

Sarmuji menilai berbagai kebijakan Bahlil selama menjabat di sektor energi mencerminkan keberpihakan pada kepentingan publik. 

Salah satunya, kata dia, upaya menjaga stabilitas harga energi dan percepatan hilirisasi sumber daya alam yang diharapkan memperluas lapangan kerja di daerah.

“Pak Bahlil konsisten memperjuangkan agar kebijakan energi tidak hanya menguntungkan korporasi besar, tapi juga berdampak langsung ke masyarakat,” ucap Sarmuji.

Meski mendapat penilaian positif dari survei, sejumlah pengamat menilai apresiasi publik terhadap menteri lebih banyak mencerminkan persepsi, bukan penilaian teknis terhadap hasil kerja. 

Pengamat politik Universitas Indonesia, Arif Susanto, menilai survei semacam itu menggambarkan citra dan eksposur publik ketimbang evaluasi kinerja yang bersifat mendalam.

“Popularitas menteri bisa naik karena komunikasi publiknya efektif, tapi efektivitas kebijakan tetap harus diukur dari data konkret seperti peningkatan produksi energi atau realisasi investasi,” kata Arif saat dihubungi secara terpisah.

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pernah menegaskan bahwa kebijakannya di sektor energi diarahkan untuk mendukung pemerataan pembangunan, terutama di luar Jawa.

Dengan hasil survei terbaru tersebut, Golkar menyatakan akan terus mendorong kadernya agar menjaga kinerja, komunikasi publik, serta komitmen pada kepentingan rakyat di tengah dinamika politik nasional.