![]() |
| PT Freeport Indonesia mengajukan izin kepada Kementerian ESDM untuk kembali mengoperasikan tambang Big Gossan dan DMLZ yang tidak terdampak longsor di Grasberg. (PTFI) |
PT Freeport Indonesia (PTFI) tengah mengajukan izin untuk membuka kembali sebagian kegiatan tambang di kawasan Grasberg, Papua Tengah. Permohonan ini diajukan setelah seluruh operasi dihentikan sejak insiden longsoran lumpur (wet muck) yang terjadi awal September lalu.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Tri Winarno, membenarkan adanya pengajuan izin dari PTFI. Ia menyebut, perusahaan meminta izin operasional terbatas untuk dua tambang bawah tanah yang tidak terdampak longsor, yakni Big Gossan dan Deep Mill Level Zone (DMLZ).
“Iya, sementara mereka mau propose, itu kan gak ada pengaruh dari situ, ya? Mau propose untuk produksi di situ,” ujar Tri kepada wartawan di Minahasa, Rabu (29/10/2025), dikutip dari Katadata.co.id.
Meski pengajuan izin telah diajukan, PTFI menyatakan masih melakukan perawatan dan evaluasi menyeluruh untuk memastikan keamanan sebelum tambang kembali beroperasi.
Katri Krisnati, VP Corporate Communications PTFI, menjelaskan bahwa sejak insiden di Grasberg Block Cave (GBC) pada 8 September, seluruh aktivitas tambang bawah tanah dihentikan sementara.
“Kami masih melakukan evaluasi dan pemulihan di area yang terdampak. Sementara itu, Big Gossan dan DMLZ yang tidak terdampak sedang dalam tahap pemeriksaan keselamatan,” kata Katri dalam keterangan tertulis, dikutip dari situs IMA-API.org (29/10/2025).
Perusahaan memperkirakan operasi di dua tambang tersebut bisa kembali berjalan pada pertengahan kuartal IV 2025, sementara Grasberg Block Cave (GBC) yang terdampak diperkirakan baru bisa beroperasi lagi pada paruh pertama 2026.
Insiden longsoran material basah di tambang Grasberg Block Cave terjadi pada 8 September 2025. Berdasarkan laporan awal, sekitar 800.000 ton material longsor dan menewaskan tujuh pekerja. Tambang GBC sendiri merupakan salah satu aset paling produktif Freeport, menyumbang sekitar 70 persen proyeksi produksi tembaga dan emas hingga 2029.
Akibat kejadian itu, seluruh operasi tambang bawah tanah di kompleks Grasberg dihentikan sementara untuk audit dan investigasi menyeluruh.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah masih melakukan audit total terhadap seluruh operasi tambang bawah tanah Freeport untuk memastikan penyebab pasti longsor sebelum memberi izin penuh beroperasi.
“Sekarang belum ada yang bisa dilakukan produksi, tetapi kita lagi lakukan audit sampai kemudian bisa menemukan apa faktor penyebabnya,” kata Bahlil dalam keterangan di Jakarta.
Audit ini mencakup pemeriksaan sistem drainase, struktur geoteknik, hingga prosedur keselamatan kerja di bawah tanah. Pemerintah menegaskan izin operasi baru akan diberikan setelah hasil audit dinyatakan aman.
Sementara itu, Freeport menyatakan siap mengikuti seluruh proses evaluasi dan audit yang dilakukan pemerintah sebelum memulai kembali produksi secara bertahap di tambang-tambang non-terdampak.

0Komentar