Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Abdul Muhaimin Iskandar melontarkan kritik keras terhadap ekspansi besar-besaran jaringan minimarket modern Indomaret dan Alfamart. Ia menyebut keduanya sebagai “gurita raksasa” yang mengancam keberlangsungan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di berbagai daerah.
Pernyataan itu disampaikan Muhaimin dalam acara “Satu Tahun Pemberdayaan Masyarakat: Langkah Awal Transformasi Bangsa” di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
“Ritel-ritel raksasa yang masuk ke kampung-kampung kita bahkan membunuh ekonomi rakyat termasuk para pelaku UMKM. Terus terang, raksasa gurita itu bernama Indomaret dan Alfamart yang betul-betul membawa ancaman dan bahaya bagi tumbuhnya usaha kecil dan menengah,” tegasnya.
Kritik Cak Imin muncul di tengah pesatnya ekspansi dua jaringan ritel terbesar di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, Indomaret kini mengoperasikan sekitar 24.141 gerai hingga pertengahan 2025, sementara Alfamart memiliki 23.277 gerai per akhir 2024. Jumlah itu membuat keduanya nyaris menguasai pasar minimarket di Tanah Air.
Menurut Muhaimin, model bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir membuat pelaku usaha kecil tak punya ruang untuk bersaing.
“Dari produsen sampai distribusi dikuasai satu titik. Pemerintah daerah jadi kewalahan menghadapi sistem seperti ini,” ujarnya.
Kondisi itu juga memunculkan kekhawatiran di tingkat daerah. Banyak kepala daerah, lanjut Muhaimin, mengaku terpaksa mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) untuk membatasi ekspansi minimarket modern demi melindungi usaha lokal.
Sebagai langkah responsif, pemerintah meluncurkan program Koperasi Desa Merah Putih yang dirancang untuk memperkuat posisi pelaku UMKM serta meningkatkan kemandirian ekonomi desa.
“Koperasi Desa Merah Putih hadir membangkitkan ekonomi desa yang kini lesu. Koperasi desa membawa harapan baru agar negara dan pemerintah hadir, sehingga ekonomi desa menjadi kekuatan ekonomi baru,” kata Muhaimin, dikutip dari Antara.
Program ini menjadi bagian dari paradigma baru pemberdayaan masyarakat yang menekankan kemandirian ekonomi. Pemerintah menargetkan, ke depan hanya lansia dan difabel yang akan menjadi penerima bantuan sosial reguler.
Berbagai riset akademis turut menguatkan kekhawatiran tersebut. Studi dari Universitas Buana Perjuangan Karawang menyebut kehadiran minimarket modern menurunkan omzet warung tradisional hingga 25%–60%. Hasil serupa ditemukan dalam penelitian IAIN Madura dan laporan yang dipublikasikan di Neliti.
Penurunan omzet itu terjadi karena konsumen beralih ke minimarket yang menawarkan produk lebih lengkap dan harga kompetitif. Dalam jangka panjang, banyak pedagang kecil kehilangan pelanggan hingga terpaksa menutup usahanya.
Kementerian Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyatakan bakal terus memperkuat peran koperasi desa sebagai penopang utama ekonomi rakyat di tengah dominasi ritel modern.

0Komentar