Credit: via X/@brave_romania

Amerika Serikat akan mengurangi kehadiran militernya di sepanjang garis depan timur NATO, dengan Rumania mengonfirmasi bahwa sekitar 800 personel akan ditarik dari wilayahnya. Langkah ini dilakukan di tengah pergeseran fokus strategis pemerintahan Donald Trump menuju kawasan Indo-Pasifik.

Kementerian Pertahanan Rumania menyebut, jumlah pasukan Amerika di negaranya akan berkurang dari sekitar 1.700 menjadi 1.000 personel. Pengurangan itu mencakup berakhirnya rotasi Brigade ke-2 Divisi Lintas Udara ke-101, yang telah menyelesaikan penugasan sembilan bulan dan tidak akan digantikan. 

Sebagian besar pasukan yang ditarik berasal dari Pangkalan Udara Mihail Kogălniceanu, dekat Laut Hitam, salah satu titik strategis dalam pengamanan sisi timur Eropa.

“Keputusan ini mencerminkan pergeseran Washington menuju kawasan Indo-Pasifik,” ujar Menteri Pertahanan Rumania, Ionut Mosteanu, dalam konferensi pers di Bucharest, Rabu (30/10/2025). Ia menegaskan, kemitraan dengan AS tetap kuat dan dapat diandalkan. 

“Jumlah pasukan sekutu di Rumania masih jauh lebih tinggi dibanding sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022,” tambahnya, dikutip dari AP News.

NATO menepis anggapan bahwa langkah ini bakal melemahkan pertahanan di sisi timur aliansi. Seorang pejabat NATO menyebut pengurangan tersebut sebagai “penyesuaian rutin”, bukan perubahan besar dalam kebijakan militer AS di Eropa.

“Bahkan dengan penyesuaian ini, postur kekuatan AS di Eropa tetap jauh lebih besar daripada sebelum 2022,” kata pejabat itu kepada wartawan, seperti dikutip dari TRT World. 

Ia menambahkan, rencana pertahanan untuk menghadapi potensi agresi Rusia tetap berjalan seperti biasa.

Aliansi menyebut telah diberitahu lebih dulu soal keputusan Washington ini. Saat ini, antara 80.000 hingga 100.000 tentara AS masih ditempatkan di berbagai pangkalan di Eropa, sebagian besar di Jerman, Polandia, dan Italia.

Kementerian Pertahanan Rumania mengatakan pengurangan pasukan merupakan bagian dari tinjauan postur global yang dilakukan pemerintahan Trump sejak Februari 2025. Kajian tersebut disebut sebagai “efek dari prioritas baru presiden”, dengan hasil akhir yang baru akan diumumkan awal tahun depan.

Presiden Rumania Nicușor Dan menilai langkah ini mengembalikan tingkat kehadiran militer Amerika ke posisi sebelum perang Ukraina. 

“Kemitraan strategis antara Rumania dan Amerika Serikat tetap dalam parameter yang sama,” tulis Dan melalui akun Facebook resminya.

Ia menegaskan bahwa fasilitas strategis seperti Pangkalan Udara Deveselu, Câmpia Turzii, dan Kogălniceanu akan tetap beroperasi penuh. Aktivitas transfer personel dan peralatan militer Amerika juga disebut akan terus berlanjut di wilayah tersebut.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, NATO memperkuat kehadirannya di sayap timur dengan menambah kelompok tempur multinasional di Rumania, Hongaria, Bulgaria, dan Slovakia. Sekitar 4.000 prajurit Prancis saat ini masih bertugas di Rumania sebagai bagian dari misi penangkalan bersama.

Langkah pengurangan pasukan AS ini, menurut pejabat pertahanan di Bucharest, tidak akan mengubah pola kerja sama militer maupun kesiapan kolektif di kawasan.

“Kemitraan strategis kami solid, dapat diprediksi, dan dapat diandalkan,” ujar Mosteanu menegaskan.