![]() |
| YouTube meluncurkan rangkaian fitur AI terbaru, mulai dari text-to-video, chatbot kreator, hingga alat remix musik untuk bersaing dengan TikTok dan Instagram. (Wikimedia Commons) |
YouTube resmi memperkenalkan rangkaian lengkap alat pembuatan konten berbasis kecerdasan buatan (AI) pada acara Made on YouTube di New York City, Selasa (16/9). Langkah ini menjadi gebrakan terbesar platform video milik Google dalam memanfaatkan AI, di tengah persaingan ketat dengan TikTok dan Instagram untuk menarik perhatian kreator.
Menurut laporan TechCrunch, YouTube mengintegrasikan teknologi Google DeepMind ke dalam sejumlah fitur baru.
Salah satunya Veo 3 Fast, model AI generatif yang bisa menghasilkan video dari teks (text-to-video) dengan resolusi 480p. Fitur ini sementara hanya tersedia di Amerika Serikat, Inggris Raya, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.
“Ini adalah pertama kalinya kami dapat membuat video dengan suara dari prompt teks,” tulis YouTube dalam blog resminya.
Perusahaan menyebut, pengembangan berikutnya akan memungkinkan kreator menambahkan efek artistik seperti pop art, origami, hingga memasukkan objek baru hanya lewat deskripsi teks.
Selain itu, YouTube menghadirkan Speech to Song, alat remix yang bisa mengubah dialog video menjadi soundtrack musik.
Teknologi ini menggunakan model musik AI Lyria 2 buatan DeepMind, dengan opsi gaya mulai dari chill, danceable, hingga fun. YouTube menegaskan bahwa hasil remix tetap akan memberikan kredit kepada kreator asli.
Fitur lain yang dikenalkan adalah Ask Studio, chatbot AI yang ditanamkan langsung ke YouTube Studio. Lebih dari 30 juta kreator aktif bulanan bisa memanfaatkannya untuk membaca data analitik, merangkum komentar, hingga mencari ide video baru.
"Cobalah bertanya, beritahu saya bagaimana performa video terakhir saya, atau ceritakan apa yang komunitas saya katakan tentang gaya editing saya," jelas perusahaan.
YouTube juga menambah kemampuan uji A/B untuk memaksimalkan kombinasi thumbnail dan judul, serta memperluas similarity detection dalam program beta terbuka. Fitur ini bertujuan membantu kreator melindungi wajah mereka dari penyalahgunaan video AI yang tidak sah.
Di sisi lain, YouTube mulai menguji Edit with AI pada Shorts dan aplikasi YouTube Create. Fitur ini secara otomatis menyusun draf video dari rekaman mentah, menambahkan musik, transisi, hingga sulih suara dalam bahasa Inggris atau Hindi.
Langkah ekspansi ini turut mencakup peningkatan kolaborasi hingga lima kreator dalam satu video, auto-dubbing dengan sinkronisasi bibir, serta siaran langsung horizontal dan vertikal secara bersamaan.
TechCrunch mencatat, pengumuman tersebut menunjukkan keseriusan YouTube dalam membuktikan bahwa investasi besar mereka di bidang AI mulai berbuah. Semua fitur generatif ini akan dibekali watermark SynthID dan label khusus dari Google, untuk membedakan konten buatan AI dengan video otentik.
Selama empat tahun terakhir, YouTube menyebut telah membayar lebih dari US$100 miliar kepada kreator, musisi, dan perusahaan media.

0Komentar