Roket pengangkut berawak generasi baru milik China, Long March-10, berhasil menyelesaikan uji coba api statis kedua pada Jumat (12/9) pukul 15.00 waktu setempat di Situs Peluncuran Wahana Antariksa Wenchang, Provinsi Hainan. Uji ini menjadi langkah penting dalam rencana China mendaratkan astronot di bulan sebelum 2030.
Dalam pengujian, tujuh mesin tahap pertama roket dinyalakan bersamaan selama 320 detik. Badan Antariksa Berawak China (CMSA) menyebut, uji coba kali ini fokus pada evaluasi mesin dalam kondisi daya dorong rendah dan prosedur penyalaan ulang sekunder.
"Penyelesaian dua uji penyalaan statis yang dijadwalkan sudah secara komprehensif memverifikasi keandalan sistem propulsi tahap pertama roket," bunyi pernyataan resmi CMSA.
Uji statis pertama telah dilakukan pada 15 Agustus lalu, menghasilkan hampir 1.000 ton daya dorong dan mencetak rekor domestik baru sebagai uji mesin terkuat di China.
Roket untuk Misi Bulan
Long March-10 dirancang menjadi tulang punggung program eksplorasi bulan berawak China. Ada dua konfigurasi yaitu versi standar dan varian Long March-10A.
Versi standar memiliki tiga tahap dengan dua pendorong, tinggi 92,5 meter, diameter maksimum 5 meter, serta mampu membawa setidaknya 27 ton ke lintasan trans-lunar.
Rencana misi bulan China melibatkan peluncuran dua roket Long March-10 untuk setiap penerbangan yaitu satu membawa wahana pendarat bulan Lanyue, dan satu lagi mengangkut pesawat luar angkasa kru Mengzhou.
Dari tiga astronaut yang diterbangkan, dua akan turun ke permukaan bulan menggunakan Lanyue, sementara satu tetap berada di orbit bulan di atas Mengzhou.
Beberapa pengujian lain sudah dilakukan sebelumnya. Pada Agustus, Lanyue menyelesaikan uji pendaratan dan lepas landas komprehensif, menguji sistem panduan, navigasi, dan propulsi.
Sementara pada Juni, pesawat Mengzhou sukses menjalani uji pelarian nol ketinggian pertama dalam 27 tahun terakhir untuk program berawak di negara itu.
Persaingan dengan Amerika Serikat
Kemajuan pesat China ini muncul di tengah peringatan sejumlah pakar soal posisi Amerika Serikat dalam perlombaan ke bulan.
Dalam sidang Komite Perdagangan Senat bertajuk "There's a Bad Moon on the Rise", mantan Administrator NASA Jim Bridenstine menyatakan, "Kecuali ada sesuatu yang berubah, sangat tidak mungkin Amerika Serikat dapat mengalahkan jadwal yang diproyeksikan oleh China."
Program Artemis NASA masih menghadapi tantangan. Artemis 2, misi mengitari bulan, dijadwalkan tahun depan, diikuti Artemis 3 pada 2027.
Namun, program ini bergantung pada sistem-sistem baru yang belum teruji, termasuk wahana pendarat bulan Starship milik SpaceX, serta membutuhkan beberapa misi pengisian ulang bahan bakar.
Sementara itu, Mike Gold dari Redwire Corporation menegaskan dalam sidang Senat bahwa perlombaan ini tidak hanya soal prestise. "Negara-negara yang tiba pertama akan menulis aturan main tentang apa yang bisa kita lakukan di bulan," ujarnya.

0Komentar