Relawan pendukung Jokowi, Krisyanto Yen Oni, menyebut mayoritas rakyat menilai Jokowi sebagai presiden terbaik sepanjang masa dalam acara Rakyat Bersuara iNews TV, dengan klaim didukung data ekonomi dan infrastruktur. (Tangkapan layar Youtube iNews)


Relawan pendukung Presiden ke-7 Joko Widodo, Krisyanto Yen Oni, menyebut mayoritas rakyat Indonesia menilai Jokowi sebagai presiden terbaik sepanjang masa. Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara Rakyat Bersuara yang ditayangkan di iNews TV, Selasa (10/9/2025).

“Apapun yang Anda katakan, mayoritas rakyat hari ini melihat Jokowi presiden terbaik. NO DEBAT!” ujar Krisyanto dalam forum tersebut.

Krisyanto menuturkan, Jokowi dianggap berhasil menjaga stabilitas ekonomi. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi pada 2019 mencapai 5,02% berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Saat pandemi, angka tersebut sempat turun ke sekitar 4,7% namun menurutnya stabilitas tetap terjaga.

“Jokowi berusaha membuka lapangan kerja dan menjaga ekonomi tetap tumbuh meski dihantam pandemi,” ucapnya.

Selain ekonomi, ia juga menyoroti pembangunan infrastruktur yang dinilai membawa manfaat langsung. Jalan tol dan konektivitas dari Aceh hingga Papua disebut memudahkan masyarakat menjual hasil bumi.

“Inilah kehadiran negara yang baru benar-benar dirasakan rakyat kecil di era Jokowi,” lanjut Krisyanto.

Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) juga ia sebut sebagai warisan jangka panjang, meski manfaatnya baru akan dirasakan di masa depan.

Krisyanto juga menyinggung sejumlah tuduhan yang pernah diarahkan kepada Jokowi, termasuk isu ijazah palsu dan tudingan tentang “geng Solo”. Ia menegaskan hal tersebut merupakan fitnah.

“Jangan sampai bangsa ini dipecah belah. Jokowi telah membuktikan dirinya sebagai presiden terbaik sepanjang masa,” katanya.

Pernyataan Krisyanto muncul di tengah tingginya tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi. Berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada Oktober 2024, kepuasan publik tercatat 76%. Responden menilai pencapaian tertinggi ada pada pembangunan infrastruktur, sementara penanganan korupsi menjadi catatan terendah.

Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada September 2024 juga mencatat bahwa masyarakat paling mengapresiasi kinerja di bidang ekonomi dan infrastruktur, sedangkan isu demokrasi dan HAM memperoleh penilaian lebih rendah.

Sejumlah pihak mendukung klaim pencapaian Jokowi. Politisi senior Dedi Mulyadi, misalnya, menilai pembangunan infrastruktur yang dilakukan tidak terbantahkan.

“Dia membawa Indonesia masuk dalam peta logistik dan konektivitas global,” kata Dedi pada Agustus 2024.

Dalam laporan survei Indikator Politik Indonesia, 78% responden mengaku merasakan langsung manfaat pembangunan jalan dan jembatan di daerah mereka.

Meski demikian, sejumlah ekonom dan pengamat menilai pencapaian Jokowi perlu dilihat lebih hati-hati. Ekonom Faisal Basri menilai pertumbuhan ekonomi memang stabil, tetapi ketimpangan sosial dan kualitas lapangan kerja masih menjadi persoalan.

“Pertumbuhan ekonomi memang stabil, tetapi inklusivitasnya dipertanyakan,” ujarnya pada Juli 2024.

Proyek IKN juga menuai kritik. Peneliti CSIS, Arya Fernandes, menilai pembangunan tersebut terlalu mahal di tengah kondisi global yang tidak menentu.

“IKN adalah proyek megalomania yang menghabiskan APBN triliunan rupiah. Manfaatnya baru akan dirasakan puluhan tahun mendatang,” kata Arya pada Mei 2024.

Sementara itu, Amnesty International Indonesia dalam laporan tahunan 2024 menilai pemerintahan Jokowi ditandai pelemahan institusi demokrasi, seperti KPK, serta menyempitnya ruang kritik masyarakat sipil.