Rusia meluncurkan proyek satelit internet Rassvet untuk menyaingi Starlink dan mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat. Program ini menargetkan 292 satelit operasional hingga 2030 dengan investasi miliaran rubel. (Foto: Unbox)

Kepala badan antariksa Rusia, Dmitry Bakanov, pada Rabu (17/9) mengumumkan rencana Moskow meluncurkan layanan internet satelit sendiri guna menyaingi Starlink milik Elon Musk. Proyek ini digarap di bawah Roscosmos bersama perusahaan dirgantara Bureau 1440, sebagai bagian dari upaya Rusia mengurangi ketergantungan pada teknologi Barat sekaligus membangun jaringan komunikasi orbitalnya sendiri.

Bakanov, 39 tahun, mengatakan kepada media pemerintah bahwa layanan tersebut akan hadir melalui konstelasi satelit orbit rendah bernama Rassvet. 

“Rusia harus keluar dari inersia dan menarik talenta muda agar bisa bersaing dengan dominasi SpaceX di sektor satelit,” ujarnya.

Pengumuman ini datang di tengah perang yang masih berlangsung di Ukraina, di mana Starlink terbukti menjadi tulang punggung komunikasi militer. 

Ukraina sangat bergantung pada ribuan terminal Starlink untuk komunikasi dan intelijen di medan perang. Laporan terbaru bahkan menyebut hampir separuh terminal bantuan USAID justru jatuh ke wilayah yang dikuasai Rusia, menimbulkan kekhawatiran soal penyalahgunaan.

Bakanov baru menjabat sebagai kepala Roscosmos sejak Februari 2025, menggantikan Yury Borisov yang diberhentikan setelah kegagalan misi bulan Luna-25 pada Agustus 2023. 

Sejak saat itu, tekanan terhadap badan antariksa Rusia meningkat, terutama karena sanksi Barat yang membatasi pasokan teknologi dan mempersempit ruang manuver program luar angkasa.

Rassvet diperkirakan membutuhkan investasi hingga 445 miliar rubel atau sekitar US$4,8 miliar pada 2030. Konstelasi ini ditargetkan mencakup 292 satelit operasional. 

Bureau 1440, pengembang utama proyek, sudah menguji satelit eksperimental sejak 2023. Pada 2024, perusahaan ini berhasil mendemonstrasikan komunikasi laser antarsatelit dengan kecepatan data 10 Gbps pada jarak lebih dari 1.000 kilometer.

Satelit uji coba saat ini mampu menghadirkan koneksi 48 Mbps dengan latensi 42 milidetik, cukup untuk panggilan video dan streaming 4K. Layanan komersial dijadwalkan mulai beroperasi pada 2027, sementara batch pertama satelit produksi akan diluncurkan akhir tahun ini.

Keterlibatan Starlink dalam perang Ukraina membuat topik internet satelit semakin strategis. Jaringan milik SpaceX saat ini mengoperasikan lebih dari 8.000 satelit di seluruh dunia. 

Ukraina bekerja sama dengan perusahaan Elon Musk untuk memasang algoritma yang mencegah akses Rusia, setelah adanya temuan penyalahgunaan terminal di wilayah pendudukan.

Di sisi lain, Rusia menilai pembangunan sistem mandiri seperti Rassvet adalah langkah menuju kedaulatan teknologi. 

“Ini bukan hanya soal internet cepat, tapi tentang kemandirian kita di ruang angkasa,” kata seorang pejabat Roscosmos yang dikutip media lokal.

Program ini sekaligus menandai arah baru Roscosmos setelah serangkaian masalah teknis dan finansial. 

Sejak runtuhnya Uni Soviet, badan antariksa Rusia kerap bergulat dengan keterbatasan dana dan manajemen yang dinilai tidak efisien. Rassvet menjadi salah satu proyek terbesar yang diharapkan bisa mengembalikan reputasi negara itu di bidang komunikasi luar angkasa.