Menkeu baru Purbaya Yudhi Sadewa optimistis membalikkan arah ekonomi Indonesia yang melambat, meski IHSG terkoreksi usai reshuffle kabinet. (LPS)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 100,50 poin atau 1,28 persen ke level 7.766,85 pada perdagangan Senin, 8 September 2025. Penurunan ini terjadi setelah Presiden Prabowo Subianto merombak kabinet dan melantik Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati.

Anjloknya IHSG memicu kekhawatiran investor mengenai arah kebijakan fiskal ke depan. Pasar menilai Sri Mulyani selama ini menjadi simbol stabilitas, sehingga perubahan mendadak memengaruhi sentimen.

Menanggapi hal itu, Purbaya menegaskan dirinya siap bekerja cepat. “Kan saya lama di pasar, saya 15 tahun lebih di pasar. Jadi saya tahu betul bagaimana memperbaiki ekonomi,” ujarnya usai pelantikan di Jakarta, Senin. 

Ia menambahkan, Presiden Prabowo meminta agar perbaikan ekonomi dilakukan tanpa berlama-lama. 

“Dia (Presiden) bilang jangan lama-lama, cepat. Ya kita cobalah. Tadi barusan setelah pelantikan (disampaikan),” tuturnya.

Purbaya bukan nama baru di sektor keuangan. Ia menempuh pendidikan Sarjana Teknik Elektro di Institut Teknologi Bandung, lalu melanjutkan studi Master of Science dan Doktor Ilmu Ekonomi di Purdue University, Amerika Serikat. Kariernya dimulai sebagai Field Engineer di Schlumberger Overseas SA pada 1989–1994.

Sejak tahun 2000, ia menekuni pasar modal sebagai Senior Economist Danareksa Research Institute, kemudian menjadi Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas (2006–2008), hingga Chief Economist Danareksa Research Institute. Ia juga sempat duduk sebagai anggota Dewan Direksi PT Danareksa (Persero).

Dalam pemerintahan, Purbaya pernah menjabat Staf Khusus Bidang Ekonomi di Kemenko Perekonomian (2010–2014), Staf Khusus Bidang Ekonomi Kemenko Polhukam (2015–2016), serta Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi di Kemenko Kemaritiman dan Investasi (2018–2020). Sejak September 2020, ia dipercaya menjadi Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 100 hari kerja. Namun Purbaya menyatakan target tersebut sulit tercapai dalam jangka pendek. 

“Kami balikin arah ekonomi yang melambat menjadi lebih cepat dulu, kami sesuaikan,” katanya.

Ia menilai pertumbuhan 6–7 persen lebih realistis dalam waktu dekat, sementara target 8 persen bisa dikejar dalam dua hingga tiga tahun ke depan. Fokus awal pemerintah adalah mempercepat investasi dan meningkatkan efisiensi kebijakan fiskal.

Pengamat pasar modal menilai penurunan IHSG pada awal pekan ini lebih banyak dipicu faktor psikologis. Investor masih menunggu arah kebijakan yang akan diambil Purbaya sebagai Menkeu baru.