Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meminta maaf usai fotonya bermain domino dengan mantan tersangka pembalakan liar viral dan menuai kritik publik. (iNews.id/Binti)

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyampaikan permintaan maaf terbuka usai fotonya bermain domino bersama Azis Wellang, mantan tersangka kasus pembalakan liar, beredar luas di media sosial. Permintaan maaf itu disampaikan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (9/9/2025).

“Dari hati terdalam saya mohon maaf sebesar-besarnya kepada Pak Presiden Prabowo, kepada Komisi IV mitra saya, dan terutama kepada masyarakat Indonesia atas kericuhan yang terjadi karena foto yang beredar tersebut,” ujar Raja Juli.

Raja Juli menjelaskan bahwa kehadirannya di Posko Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) bertujuan untuk bertemu Abdul Kadir Karding, mantan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. Pertemuan itu berlangsung hampir tiga jam. Setelahnya, ia diajak oleh beberapa orang untuk bermain domino dua putaran sebelum pulang.

Menurutnya, ia tidak mengenal orang-orang yang ikut bermain, termasuk Azis Wellang, dan baru mengetahui status hukum Azis setelah foto tersebut viral. 

“Saya akan lebih hati-hati, aspiratif, dan membaca sensitivitas masyarakat,” kata Raja Juli.

Azis Wellang ditetapkan sebagai tersangka pada November 2024 oleh Direktorat Jenderal Gakkum Kementerian Kehutanan dalam kasus pembalakan liar di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Ia diduga menebang kayu di luar izin konsesi yang merugikan negara Rp2,72 miliar.

Namun, status tersangka Azis dibatalkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Desember 2024 melalui praperadilan. Pada Februari 2025, penyidikan kasusnya resmi dihentikan lewat Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan (SP3).

Sejumlah lembaga swadaya masyarakat mengkritisi peristiwa ini. Walhi Nasional menilai foto itu menimbulkan kecurigaan publik mengenai “keharmonisan antara pengurus negara dengan pengusaha yang diduga bermasalah di sektor lingkungan.”

Greenpeace Indonesia mendesak adanya investigasi etik dan menekankan pentingnya integritas pejabat publik. Sementara Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) menilai pertemuan tersebut tidak etis dan berpotensi memengaruhi independensi penyidik kehutanan.

Raja Juli menegaskan tidak ada toleransi terhadap pelanggaran hukum kehutanan. 

“Bagi saya tidak ada sedikit pun ruang bagi siapapun yang melakukan pelanggaran hukum di kawasan hutan. Saya akan tegakkan hukum setegas-tegasnya kepada pembalak liar tanpa pandang bulu,” ujarnya.

Abdul Kadir Karding, yang turut hadir dalam pertemuan di KKSS, membenarkan bahwa acara itu berlangsung informal. Ia menyebut Raja Juli hanya diajak bermain domino secara spontan oleh anggota KKSS dan tidak ada pembahasan soal kasus pembalakan liar.