Prabowo Subianto membatalkan kunjungannya ke China di tengah situasi politik dalam negeri yang memanas. Presiden menunjuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai wakil resmi. (ANTARA/HO-dokumen Biro Hubungan Masyarakat Kementerian ATR/BPN)

Presiden Prabowo Subianto menunjuk Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (IPK), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk mewakilinya dalam kunjungan ke China pada akhir pekan lalu. 

Penunjukan ini menimbulkan pertanyaan publik tentang peran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam agenda luar negeri tersebut.

Prabowo awalnya dijadwalkan menghadiri parade militer di Beijing pada awal September 2025. 

Namun, rencana itu dibatalkan karena situasi politik dan keamanan dalam negeri memanas setelah tewasnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Brimob Polri saat unjuk rasa di Jakarta.

Pemerintah Indonesia telah menyampaikan permintaan maaf resmi kepada otoritas Tiongkok terkait pembatalan kunjungan tersebut.

Sebagai pengganti, AHY ditugaskan ke Beijing. Namun, kunjungan itu terpotong karena kondisi dalam negeri dinilai semakin genting. 

Ia segera kembali ke Indonesia dan pada Minggu (31/8) langsung melapor kepada Presiden Prabowo dalam pertemuan darurat selama kurang lebih dua jam di Istana.

“Saya baru saja ke Istana, menghadap Bapak Presiden dan kurang lebih dua jam berdialog,” kata AHY dalam konferensi pers di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Minggu malam.

AHY tidak hadir sendirian. Ia didampingi jajaran elite Partai Demokrat, termasuk Sekjen Herman Khaeron dan Ketua Fraksi Demokrat DPR RI, Edhi Baskoro Yudhoyono (Ibas).

Sementara itu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tetap berada di dalam negeri untuk menangani isu-isu terkait ketegangan politik dan keamanan. 

Salah satunya, Gibran bertemu perwakilan pengemudi ojek online guna menjamin proses hukum dalam kasus Affan Kurniawan berjalan transparan.

Langkah ini juga dimaksudkan untuk meredam ketegangan di lapangan, mengingat aksi protes meluas ke sejumlah kota setelah peristiwa tersebut.

Selain melapor kepada Presiden, AHY juga segera menemui ayahnya, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang kini menjabat Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat.

“SBY memang tidak lagi mengikuti day to day perkembangan politik, tetapi melihat situasi terakhir yang luar biasa, beliau memantau dengan sungguh-sungguh. Kita ingin menghadirkan solusi agar tidak berkepanjangan,” ujar AHY.

Sebelum AHY tiba, Ibas sudah lebih dulu menemui Presiden Prabowo mewakili Partai Demokrat.

Kasus meninggalnya Affan Kurniawan menjadi pemicu utama pembatalan agenda kenegaraan tersebut. Tujuh anggota Brimob telah dinyatakan melanggar kode etik dan dikenai penahanan khusus selama 20 hari, dengan kemungkinan diperpanjang untuk proses hukum lebih lanjut.

Prabowo menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa itu dan menegaskan pentingnya penyelidikan menyeluruh serta transparan.