Polandia meminta Google menghapus iklan Israel di YouTube yang menyangkal kelaparan di Gaza. Google menolak dengan alasan konten sesuai kebijakan platform. (Wikimedia Commons)

Pemerintah Polandia mendesak Google menghapus iklan dan video berbayar dari Israel di YouTube yang disebut menyesatkan publik soal kondisi kelaparan di Jalur Gaza. Permintaan itu disampaikan melalui lembaga pemantau disinformasi NASK atas arahan Kementerian Luar Negeri Polandia, Senin (15/9/2025). Namun, Google menolak permintaan tersebut dengan alasan konten masih sesuai kebijakan platform.

NASK melaporkan bahwa konten yang dipublikasikan Kedutaan Besar Israel di Warsawa dan Kementerian Luar Negeri Israel berisi klaim manipulatif, termasuk menyangkal adanya kelaparan di Gaza. Video-video itu ditayangkan dalam format iklan YouTube sejak Agustus.

“Para pakar NASK menyoroti adanya konten yang dimanipulasi atau palsu dalam iklan tersebut. Berdasarkan pedoman komunitas YouTube, seharusnya konten itu dihapus,” kata NASK dalam keterangan yang dikutip media Polandia TVP World.

Menurut laporan Notes from Poland, ada delapan video yang disebar, enam di antaranya menampilkan narasi bahwa bantuan ke Gaza berjalan lancar dan tuduhan kelaparan hanyalah propaganda Hamas. 

Dua video lain memperlihatkan restoran di Gaza City yang masih buka dan pasar yang ramai, untuk menegaskan bahwa kehidupan normal tetap berlangsung. Versi konten tersedia dalam bahasa Polandia, Inggris, Jerman, dan Italia.

Google menolak permintaan penghapusan dengan alasan konten tersebut masih “sesuai dengan kebijakan dan nilai-nilai” platform. 

Kedutaan Besar Israel di Warsawa pun membela publikasi itu dengan menegaskan bahwa video dimaksud untuk “menunjukkan fakta di lapangan” dan melawan disinformasi soal Gaza.

“Israel terus menyalurkan bantuan. Narasi tentang kelaparan massal adalah bagian dari propaganda Hamas,” ujar pernyataan resmi Kedutaan Israel yang dikutip Notes from Poland.

Kondisi di Gaza berbanding terbalik dengan klaim video. Menurut laporan Anadolu Agency, sejak Israel menutup seluruh perlintasan perbatasan pada 2 Maret, sekitar 2,4 juta warga Gaza menghadapi krisis pangan akut. 

Badan PBB untuk pangan, IPC, bahkan mengonfirmasi kelaparan di wilayah utara dan memperkirakan meluas ke tengah serta selatan menjelang akhir September. Data resmi mencatat sedikitnya 144 kematian akibat kelaparan, termasuk 30 anak-anak.

Menteri Luar Negeri Polandia sebelumnya telah memanggil Dubes Israel di Warsawa untuk menjelaskan isi konten tersebut. Perdana Menteri Donald Tusk juga mengkritik keras, menyebut “anak-anak di Gaza sedang kelaparan” dan menilai kampanye media Israel tidak sejalan dengan kenyataan.