Empat puluh tahun lalu Robert Ballard menemukan Titanic, namun misi itu ternyata bagian dari operasi rahasia Angkatan Laut AS untuk mencari kapal selam nuklir USS Thresher dan USS Scorpion yang hilang di era Perang Dingin. (NOAA)

Empat dekade lalu, pada 1 September 1985, ahli oseanografi Robert Ballard berhasil menemukan bangkai kapal legendaris RMS Titanic di dasar Samudra Atlantik. Namun, kisah yang selama ini dianggap murni ekspedisi ilmiah ternyata menyimpan misi lain yaitu berupa operasi rahasia Angkatan Laut Amerika Serikat untuk melacak dua kapal selam nuklir yang hilang di era Perang Dingin.

Ballard, yang saat itu bekerja di Woods Hole Oceanographic Institution, diminta militer AS untuk menjalankan survei bawah laut terhadap USS Thresher dan USS Scorpion. 

Kedua kapal selam itu tenggelam pada 1960-an, menewaskan seluruh awaknya. USS Thresher hilang pada April 1963 di lepas pantai Cape Cod, sementara USS Scorpion tenggelam pada Mei 1968 sekitar 400 mil barat daya Kepulauan Azores.

“Angkatan Laut tidak ingin Soviet tahu bahwa mereka sedang mencari kapal-kapal selam ini,” kata Ballard kepada ABC News dalam wawancara yang dikutip kembali pada peringatan 40 tahun penemuan Titanic. 

Ia menuturkan, pendanaan untuk teknologi bawah laut canggih yang digunakannya baru diberikan jika misi militer tersebut diselesaikan terlebih dahulu.

Menurut laporan CNN, Ballard ditempatkan dalam tugas aktif sementara. Tugasnya bukan hanya menemukan lokasi bangkai, tetapi juga memastikan reaktor nuklir di dalam kapal selam tidak membahayakan lingkungan. Hasil pemeriksaan menunjukkan sistem reaktor telah mati dengan aman, dan tidak ditemukan bukti serangan eksternal sebagai penyebab tenggelamnya kapal.

Baru setelah survei militer rampung, Ballard mendapat waktu 12 hari untuk mengejar mimpinya menemukan Titanic. Meski peluangnya kecil, pengamatan terhadap pola puing kapal selam memberinya ide. Ia mencari lapangan puing, bukan badan utama Titanic, karena benda-benda ringan cenderung terbawa arus dan membentuk jejak panjang di dasar laut.

Strategi itu berhasil. Pada dini hari 1 September 1985, sistem pencitraan bawah laut Argo menampilkan gambar boiler Titanic di layar kapal riset Knorr. Teknologi tersebut, yang mampu mengirim video secara langsung ke permukaan, menjadi terobosan besar dalam penelitian laut dalam.

Kebenaran soal misi rahasia baru terungkap pada 2008. Dalam wawancara dengan National Geographic, Ballard menuturkan, “Orang-orang begitu terfokus pada legenda Titanic sehingga mereka tidak pernah menghubungkan semua titik tersebut.”

Kini, empat puluh tahun setelah penemuan bersejarah itu, sejumlah pameran digelar. Titanic Belfast di Irlandia Utara meluncurkan pameran gratis sebulan penuh yang menampilkan bendera National Geographic Explorer dari misi 1985. Di Amerika Serikat, pameran keliling bertajuk Finding Titanic: The Secret Mission dibuka di Illinois.

Bagi Ballard, perasaan saat berada di lokasi bangkai Titanic masih membekas. Dalam bukunya The Discovery of the Titanic, ia menulis: “Satu hal jika kita berhasil menemukan kapal itu. Tapi hal lain jika kita benar-benar ada di sana. Itulah bagian yang menyeramkan.”