Jejak diplomasi Presiden Soekarno masih bisa ditemukan di Ciudad de México melalui sebuah jalan utama yang diberi nama Avenida Presidente Soekarno. Simbol ini menandai hubungan panjang Indonesia dan Meksiko sejak 1960-an. (Cindypn)

Sebuah jalan utama di pusat Kota Meksiko diberi nama Avenida Presidente Soekarno, menandai hubungan diplomatik panjang antara Indonesia dan Meksiko sejak era Presiden pertama Indonesia. Penamaan ini dilakukan pemerintah Meksiko pada 1960-an, tak lama setelah kunjungan kenegaraan Soekarno, dan hingga kini masih menjadi simbol persahabatan kedua negara.

Avenida Presidente Soekarno terletak di kawasan Polanco, salah satu distrik penting di Ciudad de México. Kawasan ini dikenal sebagai pusat bisnis dan diplomasi, di mana banyak kedutaan besar asing berdiri, termasuk Kedutaan Besar Republik Indonesia.

“Nama jalan ini bukan kebetulan. Pemerintah Meksiko ingin menghormati Soekarno sebagai tokoh dunia ketiga yang menonjol pada zamannya,” kata Armando Rodríguez, sejarawan Universitas Nasional Otonomi Meksiko (UNAM).

Menurutnya, penamaan jalan tersebut juga mencerminkan dukungan Meksiko terhadap gerakan non-blok yang dipelopori Soekarno bersama sejumlah pemimpin Asia dan Afrika pada dekade 1950-an dan 1960-an.


Jejak kunjungan Soekarno

Soekarno tercatat melakukan kunjungan resmi ke Meksiko pada 1960. Saat itu ia bertemu dengan Presiden Adolfo López Mateos. Dalam lawatan tersebut, Soekarno menekankan pentingnya solidaritas negara-negara Amerika Latin dan Asia-Afrika yang sama-sama berjuang melawan kolonialisme dan ketidaksetaraan global.

Kunjungan itu menghasilkan kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan dan kebudayaan. Salah satu bentuk konkret adalah pertukaran pelajar yang masih berlangsung hingga kini, meski dalam skala terbatas.

“Bagi Meksiko, Soekarno bukan sekadar pemimpin Indonesia, tetapi simbol dunia yang sedang mencari jalan di luar hegemoni blok barat dan timur pada masa Perang Dingin,” ujar Rodríguez.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Meksiko menilai keberadaan Avenida Presidente Soekarno sebagai simbol diplomasi yang hidup. Menurut Duta Besar Indonesia untuk Meksiko, Cheppy T. Wartono, nama jalan itu memudahkan masyarakat lokal mengenal sosok Soekarno meski tidak semua memahami detail sejarahnya.

“Banyak warga Meksiko yang bertanya kepada kami siapa Soekarno, lalu itu membuka percakapan tentang sejarah Indonesia dan hubungan kedua negara,” kata Cheppy dalam wawancara.

Ia menambahkan bahwa setiap tahun KBRI kerap menggelar kegiatan budaya di sekitar kawasan tersebut, seperti pertunjukan gamelan atau pameran batik, untuk memperkuat ikatan kultural yang sudah dibangun sejak lama.

Meski hubungan Indonesia-Meksiko tidak seintensif dengan negara tetangga di kawasan Asia Tenggara atau Amerika Latin, keduanya menjaga komunikasi politik yang stabil. Perdagangan antara kedua negara mencapai lebih dari US$1 miliar per tahun, dengan komoditas utama seperti otomotif, elektronik, kopi, dan produk perikanan.

“Hubungan ekonomi memang belum sebesar dengan negara mitra tradisional Indonesia, tetapi potensi Meksiko sangat besar. Posisi geografisnya strategis di Amerika Utara, sementara Indonesia adalah pasar besar di Asia,” kata Evy Mariani, peneliti hubungan internasional dari Universitas Indonesia.

Menurutnya, simbol-simbol diplomasi seperti nama jalan Soekarno berperan menjaga kedekatan emosional yang bisa mendukung kerja sama konkret di masa depan.


Makna bagi masyarakat

Bagi masyarakat Indonesia di Meksiko, keberadaan jalan tersebut memberi rasa kebanggaan. Dewi Andini, seorang mahasiswa asal Yogyakarta yang sedang menempuh studi di Ciudad de México, mengatakan nama Soekarno sering menjadi bahan percakapan sehari-hari.

“Teman-teman Meksiko suka bertanya kenapa ada jalan dengan nama presiden Indonesia. Saya jadi bisa cerita tentang sejarah Indonesia dan peran Soekarno di dunia,” ujarnya.

Namun tidak semua warga Meksiko akrab dengan sejarah penamaan jalan tersebut. Beberapa hanya menganggapnya sebagai nama jalan di tengah kota, tanpa tahu latar belakang politik dan sejarahnya.


Konteks global

Pemberian nama jalan dengan tokoh asing bukan hal baru di Meksiko. Di ibu kota, terdapat pula jalan dengan nama Mahatma Gandhi dari India dan Salvador Allende dari Chile. Tradisi ini menunjukkan sikap solidaritas Meksiko dengan tokoh-tokoh dunia yang dianggap memperjuangkan keadilan sosial dan kedaulatan bangsa.

Dalam konteks itu, nama Soekarno di jantung Kota Meksiko menegaskan posisinya sebagai bagian dari sejarah global, bukan hanya nasional.

“Ini menandakan bahwa diplomasi Indonesia di era Soekarno meninggalkan jejak yang nyata di banyak belahan dunia, termasuk Amerika Latin,” kata Rodríguez.

Lebih dari enam dekade setelah kunjungan Soekarno, jalan yang menyandang namanya tetap menjadi penanda hubungan Indonesia-Meksiko. Walau generasi muda mungkin tidak mengenal detail sejarahnya, simbol ini masih berfungsi menghubungkan kedua bangsa.

“Diplomasi tidak selalu diingat melalui dokumen atau perjanjian. Kadang lewat nama jalan atau ruang publik yang sehari-hari digunakan masyarakat,” ujar Evy Mariani.

Keberadaan Avenida Presidente Soekarno di tengah kesibukan Ciudad de México menjadi pengingat bahwa hubungan internasional bisa hidup dalam bentuk yang sederhana, tetapi bermakna panjang.